NEWS

207 Kader Tawon Ikuti Ditsus Gelombang 10

890
×

207 Kader Tawon Ikuti Ditsus Gelombang 10

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Ditsus Tawon Sultra di Pantai Pasir Putih Watumelewe.

 

Reporter: Erlin

KONAWE SELATAN – Sebanyak 207 Kader Tamalaki Wonua Ndolaki (Tawon) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti pendidikan latihan khusus (Ditsus) dan pelatihan dasar (Ditsar) di Pantai Pasir Putih Desa Watumelewe Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).

Ketua Tawon Sultra Ahmad Baso, menjelaskan Ditsus dan Ditsar yang dilaksanakan pada, Sabtu 13 Maret 2021 merupakan Ditsus gelombang ke 10 sejak terbentuk kurang lebih lima bulan lalu.

“Untuk di wilayah Konsel itu, sudah kali ke empat kami melaksanan Ditsus Tawon, total anggota Tawon se-Sultra berjumlah 1.656 orang,” Jelas Ahmad saat dikonfirmasi, Senin 15 Maret 2021.

Ahmad menjelaskan tujuan Ditsus untuk guna memberikan pendidikan dan pelatihan yang secara khusus diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan kompetensi dasar terkait budaya Tolaki.

“Hal itu guna membentuk mental dan pola pikir kepada kader baru, untuk selalu menghargai adat istiadat, cagar budaya Suku Tolaki, seperi kalosara dan peninggalan-peninggalan bersejarah Suku Tolaki,” terangnya.

Selain itu, kata Ahmad, Ditsus dan Ditsar bertujuan untuk menumbuhan jiwa ‘Mepokoaso’ atau yang artinya bersatu menumbuhkan jiwa gotong royong saling membantu sesama, baik itu suku tolaki maupun suku lainnya di Bumi Anoa.

“Membentuk mental saling membantu sesama umat manusia, dan jiwa toleransi saling mengahargai orang lebih tua maupun suku dan agama serta membiasakan hidup gotong royong,” terangnya.

Ahmad berharap kadernya selalu menjaga marwah Tawon untuk selalu menjunjung tinggi adat istiadat budaya Tolaki, serta patut kepada aturan pemerintah dan tidak melakukan tidak pidana kriminal.

Ahmad juga menegaskan, kader Tawon yang melanggar hukum, akan diberikan sanksi dikeluarkan dari organisai. Ditegaskannya, organisasinya tidak ditunggangi dan diintervensi dari pihak manapun.

“Kader Tawon itu dibentuk bukan untuk sok jagoan, seperti preman, melainkan bagaiman menjadi manusia yang patuh terhadap adat istiadat budaya Tolaki dan peraturan pemerintah,” pungkasnya. /C

You cannot copy content of this page