ADVAdvertorialHEADLINE NEWSNEWS

Usung Visi Garbarata, Ali Mazi Genjot Pembangunan di Daratan dan Kepulauan

2507
×

Usung Visi Garbarata, Ali Mazi Genjot Pembangunan di Daratan dan Kepulauan

Sebarkan artikel ini

Redaksi

KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggenjot pembangunan di kawasan daratan dan kepulauan sesuai visi yang diusung Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, Ali Mazi dan Lukman Abunawas (AMAN).

Visi duet kepemimpinan AMAN tersebut yakni sebagaimana dikemas dalam konsep Gerakan Akselerasi Pembangunan Daratan dan Lautan (Garbarata). Sebagai konsep pembangunan yang merata di dua kawasan tersebut.

Dalam pelaksanaanya Konsep Garbarata termanivestasikan dalam lima misi yaitu Sultra Cerdas, Sultra Sehat, Sultra Peduli Kemiskinan, Sultra Beradab dan Beriman serta Sultra Produktif.

Pada ekspose 100 hari kepemimpinan AMAN, Ali Mazi memaparkan, Garbarata merupakan program pembangunan yang bertumpu pusat pertumbuhan wilayah di jazirah daratan dan kepulauan Sultra.

Garbarata bertujuan untuk menekan angka ketimpangan pembangunan antar wilayah daratan dan kepulauan, dengan mengembangkan kapasitas SDM dan pengelolaan SDA secara terencana.

“Garbarata menitik-beratkan pada konektivitas antar wilayah dengan meningkatkan infrastruktur kewilayahan di darat dan lautan untuk menumbuh-kembangkan potensi SDA dan memperlancar arus penumpang, barang dan jasa,” kata Ali Mazi.

Pembangunan di wilayah daratan

Menjelang dua tahun masa pemerintahan AMAN, pelaksanaan program pembangunan semakin terlihat nyata dengan konsep Garbarata, yakni pembangunan di kawasan daratan dan kepuauan.

Untuk kawasan darata, Gubernur Sultra, Ali Mazi memiliki tiga program prestisus dengan ketiganya ditarget bisa berskala internasional, dibidang pariwisata, kesehatan dan pengembangan SDM.

Untuk wisata, yakni pembangunan jalan wisata dan pembenahan kawasan wisata Pantai Toronipa, yang mengusung konsep menyerupai Pantai Ancol di Jakarta, sebagai kawasan wisata terintegrasi.

Pembangunan jalan dan kawasan wisata terintegrasi ini ditaksir akan membutuhkan dana sebesar Rp1,1 triliun, yang diantaranya berasal dari APBD dan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dibidang pendidikan, Pemprov Sultra saat ini tengah merampungkan pembangunan perpusatakaan berskala internasional, dengan gagasan pengembangan yang menduplikasi perpustakaan di Eropa dan Amerika.

Perpustakaan internasional ini dibangun di kawasan Taman Budaya Sultra, Jalan Sao-sao, Mandonga, Kota Kendari, dengan anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 100 miliar.

Dan selanjutnya dibidang kesehatan, proyek pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Pembulih Darah juga dengan skala internasional yang pengelolaanya melibatkan lembaga kesehatan terkemuka dunia.

Pembangunan RS ini menelan dana APBD Sultra dengan skema multiyears senilai Rp800 miliar, serta bantuan pinjaman lainnya yang tidak mengikat. Dan diterget rampung pada 2022.

Membangun di wilayah Kepulauan

Dengan visi sesuai konsep Garbarata, yakni pembangunan di kawasan daratan dan kepuauan, masa pemerintahan AMAN juga meningkatkan gagasan pemmbangunannya ke kawasan kepulauan.

Salah satu rencana pembanguan Pemprov Sultra tersebut yakni jembatan yang menghubungkan antara Pulau Buton dan Muna yang disebut juga jembatan ‘Tona’, yang berasal dari dua nama pulau tersebut.

Ali Mazi pada satu kesempatan pernah menegaskan, bahwa jembatan penghubung Pulau Muna-Buton merupakan gagasannya sejak memimpin Sultra di periode pertama, yakni tahun 2003-2008.

Dibawah kepemimpinan AMAN, megaproyek senilai Rp 1,4 triliun itu direncanakan akan mulai dibangun tahun 2020. Titik pembangunannya di wilayah Kelurahan Kolagana (Kota Baubau) menuju wilayah Waburense (Kabupaten Buton Tengah).

“Jembatan Baruta itu memang saya gagas dari periode pertama saya, hanya memang waktu itu berat, dananya besar. Sekarang itu kita perjuangkan lagi dengan cari lobi pemerintah pusat,” kata Ali Mazi.

Jembatan ini sendiri akan membentangi laut antara pulau Buton dan Muna dengan panjang sekitar 700 meter. Pembangunan jembatan ini diharapkan bisa meningkatkan akses transportasi dan perdagangan kedua pulau tersebut.

Selain menjadi sarana transportasi yang menghubungkan antara Pulau Buton dan Muna, Jembatan Tona juga iharapkan kelak bisa menjadi ikon kebanggan masyarakat Kepulauan Buton seperti Kota Baubau, Buton, Buton Utara, Buton Selatan, Buton Tengah dan Wakatobi.

You cannot copy content of this page