SULTRA

Akibat Mudik Dilarang, Pengusaha Angkutan AKDP di Sultra Terancam Tumbang

461
Ilustrasi angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP).

Reporter : Taswin Tahang

KENDARI – Larangan mudik yang ditetapkan pemerintah di momen pembukaan puasa ramadan dan lebaran idul fitri 1440 H menjadi pukulan telak bagi para pengusaha angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP).

Padahal, pengusaha angkutan ini sendiri saat ini tengah kondisi limbung dan babak belur atas kebijakan semi lockdown atau penguncian wilayah yang membuat penumpang berkurang drastis.

Sejak awal tahun 2020, secara perlahan covid-19, telah memukul jatuh beragam sektor ekonomi di Sulawesi Tenggara (Sultra). Para pengusaha AKDP ini adalah korban selanjutnya yang terancam tumbang.

Ditemui MEDIAKENDARI.com, pengusaha angkutan AKDP rute Kolaka – Kendari, Delong menuturkan, di masa darurat pandemi Covid-19 dirinya kehilangan penghasilan karena tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

“Ini seperti pukulan KO. Saya ini jarang keluar mencari karna penumpang tidak ada sudah hampir satu bulan lebih,” kata Delong saat dikonfirmasi via telpon, Kamis, 23 April 2020.

Menurutnya, sejak Maret 2020, dirinya mulai mengurangi aktifitas mangkal di terminal untuk mencari penumpang, karena sepi. Beberapa kendaraan roda empatnya bahkan dibiarkan terparkir digarasi.

Diceritakannya, pada momen sebelum masa darurat covid-19 dirinya mendapatkan penghasilan bersih antara Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta per harinya, karena jumlah penumpang masih tinggi.

“Tapi sejak wabah corona ini untuk membeli bahan bakar saja sudah kesulitan, karena sehari hanya bisa Rp 300 ribu dan diwaktu-waktu sekarang ini penumpang habis sama sekali,” keluhnya.

Delong juga mengungkapkan, atas kondisinya ini pemerintah telah mengglontorkan program relaksasi kredit. Namun, untuk mengurusnya tidak mudah karena butuh persyaratan yang tidak pahaminya.

“Lagi pula itu hanya penundaan pembayaran, pada waktunya nanti semua cicilan yang ditunda akan dibayar sekaligus tentu ini sangat memberatkan kami, jadi saat ini untuk cicilan mobil kita pasrah saja,”ungkapnya.

Tidak hanya Delong, hal senada juga disampaikan, Din, pengusaha angkutan AKDP rute Kendari – Konsel yang dikonfirmasi MEDIAKENDARI.com via telepon, pada Kamis kemarin.

Menurutnya, sepanjang perjalanan usahanya masa darurat covid-19 ini adalah yang paling sulit. Selain kebijakan penutupan wilayah itu, larangan mudik lebaran juga membuatnya “terkapar”.

Padahal, kata Din, dirinya masih memiliki tanggung jawab untuk menyetor cicilan kendaaraan yang digunakannya. Dengan kondisi saat ini ancaman dan bayang-bayang kehilangan kendataan menghantuinya.

“Saat ini merupakan masa yang paling sulit bagi kami pemilik angkutan, apalagi mudik dilarang ini semakin membuat kami terkapar,” ungkap Din.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version