KONAWE KEPULAUAN

Aktivis Tambang Kecam Rencana Operasi PT GKP di Konkep

573
Nampak Muamar Pada Saat Berorasi Meski Dengan Tangan Terborgol (Foto : IST).
Nampak Muamar Pada Saat Berorasi Meski Dengan Tangan Terborgol (Foto : IST).

Reporter : Ajad Sudrajad

Editor : Kang Upi

LANGARA – Kehadiran PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di Desa Suka Rela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra) menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Sebab, meski masyarakat telah menolak kehadirannya melalui berbagai cara termasuk aksi demonstrasi namun, PT GKP yang bergerak disektor pertambangan ini dikabarkan akan tetap melanjutkan operasinya di Pulau Wawonii awal 2019 mendatang.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Direktur Oprasional PT GKP Bambang Murtiyoso disejumlah media yang mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendatangkan 10 unit alat berat, seperti ekskafator, mobil dan gleder.

Keberadaan alat berat tersebut untuk mulai membuka jalan serta pembangunan pelabuhan jeti di Desa Suka Rela Jaya Kecamatan Wawonii Tenggara. Dan sebanyak 13 unit alat berat lainnya, disebutkan akan menyusul dikirim waktu dekat.

Terkait rencana ini, Aktivis Pertambangan Konkep, Muamar mengungkapkan, pihaknya menolak dan mengecam keras kehadiran PT GKP di Tanah Wawonii untuk eksploitasi pertambangan.

“Penolakan ini juga lahir dari pendapat masyarakat, yang menganggap kehadiran perusahaan tersebut tidak memberikan dampak positif. Melainkan hanya akan mendatangkan mudarat besar bagi masyarakat wawonii,” tegas Muamar pada mediakendari.com, Senin (17/12/2018).

Menurut aktivis kawakan ini, masuknya tambang di Wawonii merupakan malapetaka besar bagi masyarakat. Sebab, belum ada bukti nyata di daerah manapun bahwa kehadiran perusahaan pertambangan dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

“Yang ada justru sebaliknya, hanya memberikan ketimpangan sosial dan merusak lingkungan,” tambah aktivis yang pernah di bui saat melawan perusahaan tambang, PT Derawan Berjaya Mining di Desa Polara Kecamatan Wawonii Tenggara tahun 2015 lalu.

Muamar juga berpendapat bahwa Pulau Wawonii telah dianugerahi kekayaan begitu besar di sektor pertanian, perkebunan, perikanan maupun pariwisata, yang jika dikelola dengan baik oleh pemerintah juga dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Apalagi Kecamatan Wawonii Tenggara yang notabenenya memiliki potensi pertanian dan perkebunan, baik dari tanaman cengkeh, kelapa, jambu mente, pala dan lain sebagainya,” ujarnya.

Dengan potensi itu, lanjutnya, masyarakat disana sejak puluhan tahun lalu telah mampu menghasilkan uang hingga ratusan juta tiap tahunnya. Hanya dari hasil pertanian dan perkebunan .

Karena itu, kata Muammar, wajar jika masyarakat Wawonii tidak menghendaki masuknya tambang di pulau yang berjuluk ‘Pulau Kelapa’ ini.

“Oleh sebab itu, saya berharap kepada pemerintah daerah Konkep bersama 20 orang anggota DPRD Konkep, segera mengambil sikap tegas untuk menolak hadirnya perusahaan tambang di Pulau Kelapa tersebut,” ungkapnya.

Terkhusus para wakil rakyat, lanjutnya, selaku penyambung suara rakyat, diharapkan untuk mengambil tindakan kongkrit dalam membela kepentingan rakyat Wawonii. (b)


You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version