KOLAKA UTARA – Alhudry Ahyar terpilih secara aklamasi sebagai ketua KNPI Kolaka Utara (Kolut) periode 2022-2025 dalam musyawarah daerah bersama ke IV dewan pimpinan daerah II komite nasional pemuda Indonesia (DPD II KNPI) Kolut dengan mendapat dukungan 17 OKP.
Dalam orasinya, usai terpilih sebagai ketua KNPI Kolut, Rabu malam 26 Januari 2022, Alhudry mengatakan KNPI adalah organisasi kepemudaan secara nasional yang memiliki kepengurusan secara struktur, sangat sistematis dan masif mulai dari pusat hingga di daerah
KNPI merupakan tempat berkumpulnya pemuda-pemuda yang memiliki jiwa kepemudaan untuk melahirkan ide dan gagasan yang bisa dikemas dalam bentuk sebuah kegiatan atau karya nyata untuk daerah.
Baca Juga : Siswa PKL di Kota Kendari Ditikam Orang Tak Dikenal
“Seyogianya pemuda yang terhimpun dalam lembaga kepemudaan KNPI memiliki gagasan yang bisa berinovasi,dan kreativ serta tidak vakum dalam mengelolah roda-roda organisasi, kata ketua terpilih untuk periode 2022-2025, “ tandasnya di hotel Berlian tempat pelaksanaan musda KNPI.
Musda DPD II KNPI Kolut kali ini mengusung tema “Relasi Pemuda dalam Mewujudkan Karya Menuju Kolut Madani”. Saya sangat mengharapkan teman-teman OKP untuk selalu membantu saya dalam menjalankan agenda yang akan dilakukan KNPI selama periode saya ini
Alhudry Ahyar Ketua terpilih langsung ditetapkan secara alklamasi oleh presidium sidang setelah pada proses pemilihan formatur hanya ada satu kandidat yang mendaftar dan memperoleh dukungan sebanyak 17 OKP
Baca Juga : Ikuti Rakor Evaluasi, Bupati Konsel Beberkan Realisasi Anggaran Belanja Daerah 2021
“Karena saya tidak akan bisa untuk mejadi ketua KNPI Kolut hanya seorang diri tanpa bantuan dan dukungan dari OKP maupun para senior di KNPI. Semoga KNPI kedepan bisa lebih baik lagi dari sebelumnya dan KNPI senantiasa akan selalu bermitra dengan pemerintah dalam rangka membantu untuk mewujudkan Kolut sebagai kabupaten madani,” harapnya.
Untuk diketahui pelaksanaan musda bersama tersebut awalnya disepakati tiga ketua DPD II KNPI Kolut masing-masing versi Sahrul Beddu, Suriono, dan Umar Bonte.
Tapi dalam perjalanannya versi Umar Bonte menarik diri dari kesepakatan semula yang pernah disepakati beberapa bulan lalu. Jadi pelaksanaan musda bersama yang dilaksanakan itu hanya dua versi yakni versi Sahrul Beddu dan Suriono.
Reporter : Pendi