NEWS

Andi Lukman Anggap KKN Reguler Tidak Ada Gunanya

680
×

Andi Lukman Anggap KKN Reguler Tidak Ada Gunanya

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa KKN saat mengecat tong sampah yang dibuat dari beton. (Istimewa)

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Dalam proses menimba ilmu di Perguruan Tinggi terdapat satu mata kuliah praktek bernama Kuliah Kerja Nyata (KKN). Yang di mana KKN itu terbagi menjadi dua bagian, pertama KKN Reguler dan Kedua KKN Tematik.

Melihat hal itu, Kepala Lembaga Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultanbatara), Andi Lukman menilai bahwa KKN Reguler dan Tematik merupakan dua hal yang berbeda.

Baca Juga : Ekspor di Sultra Selama 2022 Didominasi Pertambangan

Menurutnya, KKN Reguler dari hasil praktek mahasiswa sejauh ini dilihatnya tidak memiliki manfaat bagi diri pribadi maupun masyarakat di lokasi ia mengabdi. Sebab, ilmu pengetahuan yang didapat selama di kampus tidak terimplementasikan dengan baik.

“Tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya itu,” ujarnya saat ditemui usai wisuda Universitas Sulawesi Tenggara (UnSultra) di salah satu Hotel di Kota Kendari, Kamis (05/01/2023).

Diketahui, pelaksanaan KKN Reguler di Perguruan Tinggi yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagian besar hanya melakukan aktivitas layaknya tukang, seperti mencat pagar, Balai Desa, pasang papan nama jalan, dan lainnya.

Ia merasa KKN Reguler semestinya tidak lagi diterapkan di Perguruan Tinggi dan lebih berfokus pada Tematik. Sebab KKN tersebut merupakan praktek lapangan yang telah terstruktur, ilmu terimplementasikan dengan adanya program kerja yang telah dirancang serta masyarakat mendapatkan manfaat.

Baca Juga : Rektor Universitas Karya Persada Muna Prof Usman Rianse Lantik Pejabat Struktural

“Harus bergunalah. Sekarang KKN harus ada gunanya, harus ada sasarannya karena disamping di sana mereka untuk belajar mengimplementasikan ilmunya juga berguna untuk orang di sana,” katanya.

Ia menambahkan saat ini Perguruan Tinggi yang tidak lagi menerapkan KKN Reguler sudah banyak, seperti di kampus-kampus yang ada di Sulawesi Selatan tepatnya di Makassar.

Reporter : Muhammad Ismail

You cannot copy content of this page