Pengusaha Amerika Serikat (AS) menambahkan 130.000 pekerjaan pada Agustus 2019. Hal ini menandakan perekrutan tenaga kerja melambat, namun masih kokoh menghadapi ekonomi global yang melemah dan perang dagang Presiden Donald Trump dengan China.
Tingkat pengangguran masih 3,7 persen untuk bulan ketiga berturut-turut, kata Departemen Tenaga Kerja, Jumat (6/9/2019), mendekati level terendah dalam lima dekade. Semakin banyak warga Amerika memasuki dunia kerja pada Agustus, sebuah perkembangan positif yang meningkatkan proporsi orang dewasa yang bekerja atau mencari pekerjaan ke level tertinggi sejak Februari.
“Saya hanya mengatakan, Amerika (masih) bekerja,” kata Direktur Ekonomi Nasional Larry Kudlow.
“Tingkat upah selama tiga bulan terakhir, rata-rata penghasilan per jam empat poin satu persen pada tingkat tahunan. Jadi menurut saya ini laporan yang sangat baik,” tambahnya.
Kenaikan lapangan kerja bulan Agustus didorong oleh perekrutan sementara 25.000 pekerja pemerintah untuk Sensus 2020. Tanpa perekrutan pemerintah, ekonomi hanya menambah 96.000 pekerjaan pada Agustus, paling sedikit sejak Mei.
Baca Juga:
- Sosialisasikan KIE Rawan Bencana 2024, BPBD Konsel Ingin Masyarakat Cepat Tanggap
- Apresiasi PKK Konawe Selenggarakan Jambore PKK, Ketua PKK Sultra : Kita Siapkan Satu Program Unggulan untuk 2024
- Pj Gubernur Sultra Disajikan Pesta Rakyat Saat Kunker ke Buton Tengah
- Pj Gubernur Sultra Resmikan Kantor Bupati dan Salurkan Bantuan Beasiswa di Buton Tengah
- Malam Gala Dinner Jambore PKK Tingkat Provinsi di Konawe, Harmin Ramba: Insya Allah, Dengan Meminum Air Konawe Pasti Akan Kembali ke Konawe
- Pj Gubernur Sultra Dianugerahi Gelar ‘Kolakino Liwu Pancana’ oleh Lembaga Adat Buton Tengah
Meski demikian, upah rata-rata per jam naik 11 sen pada Agustus menjadi $28,11, naik 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
Melambannya perekrutan menunjukkan bahwa perang dagang Trump dengan China membuat beberapa perusahaan enggan melakukan perekrutan. (my/pp)