NEWS

Bangun Budaya SAR Soal Water Rescue, Basarnas Kendari Latih Tentara, Polisi Hingga Mahasiswa

352
Wali Kota Kendari, bersama Kepala Basarnas Kota Kendari.

 

Reporter: La Ato

KENDARI – Guna membangun skill dan kemampuan pencarian dan pertolongan, Basarnas Kendari menggelar pelatihan pertolongan di air atau water rescue di salah satu hotel di Kendari, Senin, 15 Maret 2021.

Kepala Basarnas Kota Kendari, Aris Sofingi mengatakan, kegiatan ini sebagai langkah awal Basarnas dalam membangun budaya SAR, dengan pengetahuan dan keterampilan pertolongan di atas air.

“Kita berharap, kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan pertolongan di atas permukaan air, serta meningkatkan kemampuan masyarakat yang berpotensi melakukan pencarian dan pertolongan dalam melaksanakan evakuasi,” kata Aris Sofingi.

Pelatihan ini sendiri diikuti 50 peserta dari unsur TNI, Polri, instansi pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, dan dari kalangan mahasiswa, yang nantinya akan membantu Basarnas dalam mengedukasi tentang pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan laut.

“Basarnas sendiri untuk memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat sangat terbatas. Kalau pun ada, itu hanya pada momen-momen tertentu saja,” terang Aris Sofingi.

Menurutnya, pelatihan pencarian dan  pertolongan di atas permukaan air ini menjadi penting mengingat karena wilayah kerja SAR di Sultra lebih banyak didominasi oleh wilayah perairan.

“Kecelakaan bencana bisa terjadi kapan dan di mana saja, serta bisa menimpa siapa saja. Atas hal ini menjadi penting bagi kita semua memahami bagaimana cara melakukan pencarian dan pertolongan di atas permukaan air,” kata Aris Sofingi.

Sementara itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan,  dengan kegiatan ini masyarakat bisa lebih mewaspadai potensi terjadinya musibah, khususnya kecelakaan di atas air.

“Kalau di darat banyak yang bisa bantu, tapi kalau di air sering kali kita susah untuk mencari tenaga yang terampil dan punya pengetahuan tentang itu,” kata Sulkarnain.

Ia berharap, pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dikuasai tidak hanya menjadi milik pribadi, tapi bisa disebarkan dan disampaikan kepada seluruh masyarakat.

“Dengan begitu, kita akan punya pengetahuan yang sama. Kita tau bagaimana dan apa yang harus kita lakukan jika bencana terjadi,” tutupnya. /B

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version