HEADLINE NEWSMUNAMUNA BARATNEWSPOLITIK

Bantah Intimidasi dan Pecat ASN, Humas Pemkab Mubar : ‘Rusman Emba’ Panik

801
×

Bantah Intimidasi dan Pecat ASN, Humas Pemkab Mubar : ‘Rusman Emba’ Panik

Sebarkan artikel ini
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Muna Barat, Ali Abdin. Foto IST/B

Reporter : Erwino
Editor : Wiwid Abid Abadi

LAWORO – Pemerintah Kabupaten Muna Barat (Mubar) angkat bicara atas tudingan Bupati Muna, LM Rusman Emba, yang mengatakan jika pindahnya ratusan tenaga honorer dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Mubar ke Muna akibat dipecat dan diintimidasi.

Kabag Humas Pemkab Mubar, Ali Abdin mengatakan, apa yang dikatakan Rusman itu tidak benar. Katanya, tak ada tindakan intimidasi bagi para ASN selama bekerja di bawah komando Bupati Mubar, Rajiun Tumada.

“Itu tidak benar, Rajiun hanya tegas terhadap ASN, agar dapat memahami tupoksinya dalam memberikan pelayanan yang baik,” kata Ali Abdin saat dihubungi mediakendari.com, Rabu (7/8/2019).

Soal perombakan birokrasi, lanjut Ali, baik itu mutasi promosi, demosi dan rolling  adalah hal yang biasa dalam sistem pemerintahan. Apalagi sebagai daerah otonom baru, butuh perangkat yang disiplin dan sejalan, agar visi dan misi Bupati dapat terwujud.

“Jadi, tidak ada yang namanya intimidasi dan pemecatan. Bahasa itu adalah bahasa-bahasa orang galau, mungkin lagi panik,” tandasnya.

BACA JUGA :

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 441 warga Mubar pindah ke Kabupaten Muna berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Muna sejak Oktober 2018 hingga Juli 2019.

Dari sekian banyak warga Mubar yang pindah ke Muna, sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai tenaga honorer dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemda Muna Barat.

Kabar kepindahan warga Mubar ke Muna juga sempat membuat Bupati Muna, LM Rusman Emba, kaget. Ia langsung memeriksa ke Kantor Disdukcapil Muna pada Senin (5/8/2019).

Usai memeriksa di kantor Disdukcapil, Rusman menyebut bahwa kepindahan honorer dan ASN Mubar ke Muna karena dampat intinidasi dan dipecat.

“Perpindahan mereka tidak ada kaitannya dengan politik. Mereka ingin mencari kenyamanan. Kebanyakan karena dipecat dan diintimidasi,” kata Rusman kepada wartawan. (A)

You cannot copy content of this page