NEWS

BKKBN Sultra Optimis Capai Target Penurunan Stunting di 2024

515
×

BKKBN Sultra Optimis Capai Target Penurunan Stunting di 2024

Sebarkan artikel ini

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kampanye dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di provinsi Sultra. Kepala BKKBN perwakilan provinsi Sultra, Drs. Asmar menjelaskan beberapa indikator sehingga tercapainya percepatan penurunan angka stunting menurut SSGI 2022.

“Ada indikator Gizi spesifik dan Gizi Sensitif, kalau gizi spesifik tentu terkait imunisasi rutin dan dasar lengkap pemantauan pertumbuhan balita, juga perlunya pemberian makanan balita dan ibu hamil,” jelas Asmar.

“Beda dengan Gizi sensitif, seperti jaminan kesehatan, Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD), sanitasi yang layak, begitupula bantuan sosial,” ungkapnya.

Indikator dari gizi spesifik juga termasuk, pemeriksaan kehamilan yang rutin harus dilakukan oleh ibu hamil, konsumsi tablet dan vitamin dan selalu siaga untuk pengobatan sang balita.

Begitupula dengan gizi sensitif, bantuan sosial seperti program keluarga harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT), dan Bantuan Langsung Tunai(BLT). Hadirnya rumah sehat juga sangat menentukan terjadinya stunting ketahanan pangan keluarga serta keragaman pangan balita.

Aji Supriyanto selaku Ketua Program Manager Satgas percepatan penurunan stunting provinsi Sultra menambahkan terkait upaya menurunkan angka stunting.

“Seluruh masyarakat harus memiliki tingkat pemahaman yang baik terkait stunting, jika pihak media harus memberitakan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan ditingkat pusat dan daerah, kalau dari pelaku usaha terus berinovasi serta dukungan pelaksanaan intervensi gizi spesifik dan sensitif,” katanya.

Selain itu, Ia menambahkan, pentingnya pihak pemerintah, TPPS pusat, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan untuk bersinergi dan terus berkoordinasi.

“Harus terkoordinir dan terpadu dalam perencanaan penganggaran serta pemantauan program/kegiatan lintas sektor untuk memastikan keberlangsungan program,” tegas Aji.

Peran serta aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menurunkan angka stunting, sehingga perlu upaya maksimal. Hadirnya Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) adalah gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting, yang menyasar langsung keluarga berisiko stunting.

“Banyak upaya sebenarnya, ada juga Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), kemudian ada juga pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), jadi ini harus dimaksimalkan setiap wilayah,” ungkap Aji.

Dengan berbagai upaya yang dicanangkan BKKBN provinsi Sultra dengan berkolaborasi terhadap stakeholder terkait, diharapkan dapat berjalan maksimal untuk mencapai target penurunan angka stunting tahun 2024 sebesar 14%.

Reporter : Nur Anisah

You cannot copy content of this page