SULTRA

Buntut Pembakaran Boneka Pocong Bertulis ‘Ali Mazi’, Keluarga Besar Minta Pelaku Minta Maaf

616
Perwakilan Keluarga Ali Mazi dan Perekat Buton usai konferensi Pers. Foto: Rahmat R

Reporter: Rahmat R.

KENDARI – Keluarga besar Gubernur Sultra Ali Mazi mengecem aksi pembakaran boneka pocong bertuliskan nama Ali Mazi dalam aksi penolakan kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Perwakilan Keluarga Besar Ali Mazi, Samidu dalam konfrensi pers mengaku geram dengan peristiwa tersebut karena dianggap menyerang pribadi Ali Mazi bukan dalam kapasistasnya sebagai Gubernur Sultra.

Untuk itu, Keluarga Besar Ali Mazi meminta pelaku pembakaran boneka pocong tersebut agar segera meminta maaf atas perbuatan yang dinilai sebagai aksi bar-barian tersebut.

“Kami menilai pembakaran replika pocong bertuliskan Ali Mazi adalah tindakan bar-barian, dan melewati batas kebebasan bertindak dan melanggar nilai hak asasi manusia itu sendiri,” kata Samidu di salah satu Warkop di Kendari, Jumat 26 Juni 2020.

Pria yang berprofesi sebagai advokat ini juga menuturkan, atas masalah ini pihaknya mendorong upaya persuasif dengan cara meminta pelaku untuk meminta maaf kepada keluarga besar Ali Mazi.

“Apakah itu berwujud pada permohonan maaf atau mediasi dalam bentuk lain maka itu sepenuhnya dibicarakan pada hal yang berbeda dan terpisah dari tempat ini,” terang Samidu.

Namun sekira pelaku urung meminta maaf atau menyelesaikan masalah ini secara persuasif, maka pihaknya akan meminta apatat kepolisian untuk melakukan tindakan hukum.

“Penting untuk disampaikan, keluarga besar pak Ali Mazi di Sultra, khususnya Kendari mengecam keras dan karena itu meminta Kepolisian melakukan tindakan hukum pada pelakunya,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Perwakilan Perkerabatan Masyarakat Kepulauan Buton (Perekat Kepton), Edy Darwin Ismail yang meminta agar pelaku tidak mengabaikan permintaan permohonan maaf itu.

“Karena akibatnya kami akan meminta aparat untuk sesegera mungkin mengambil langkah tindakan pengusutan menurut yuridiksi-legal terhadap pelaku,” terang Edy.

Menurutnya, keluarga besar Ali Mazi yang merupakan keturunan pahlawan nasional Oputa Yi Koo, sehingga pihaknya terusik dengan aksi perundungan yang dilakukan para demonstran itu.

Diungkapkannya juga, penyebutan ‘Ali Mazi’ dalam aksi demonstrasi tanpa menyebut jabatannya Gubernur Sultra berarti telah menyangkut pribadinya, dan itu dianggap tindakan penghinaan.

“Laporan pengaduan ke pihak kepolisian akan diajukan dalam waktu seringkas mungkin. Kami ingin memberitahukan bahwa ini bukan untuk menekan pihak tertentu, namun semata dimaksudkan agar menempatkan figur Ali Mazi sesuai pelaksana konstitusi,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version