BUTONDaerahNEWS

Buton Belum Berencana Lockdown

390
Bupati Buton, Drs La Bakry. Foto: Adhil/Mediakendari.com

Reporter: Adhil / Editor: La Ode Adnan Irham

BUTON – Pasca mewabahnya virus Corona atau covid 19 di Indonesia, sejumlah daerah mulai berlakukan upaya lockdown atau penutupan wilayah secara besar-besaran. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka penyebaran virus ke masyarakat.

Namun demikian, aksi Lockdown tersebut dinilai belum tepat jika diterapkan di Kabupaten Buton. Mengingat, intensitas dari aktibitas masyarakat di Buton masih cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah besar seperti Jakarta dan daerah lainnya di Pulau Jawa.

Bupati Buton, Drs La Bakry mengatakan, di wilayah Kabupaten Buton, sebagian besar masyarakatnya nelayan dan petani. Hal itulah yang menjadikan aktivitas interaksi masyarakat cukup rendah. Namun tentunya, kewaspadaan tetap dikedepankan sehingga masyarakat selalu diimbau melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

Sebagai upaya pencegahan dan penanganan adanya indikasi penularan virus Covid-19 di Kabupaten Buton, Pemda Buton telah menyiagakan tujuh posko penanganan dan 14 puskesmas yang tersebar di tujuh kecamatan.

Kata La Bakry, upaya pencegahan penyebaran virus hingga dampaknya, sejak awal sudah mulai diantisipasi. Seperti penyemprotan massal cairan disinfektan, menjaga ketersediaan sembako, pemeriksaan kesehatan masyarakat, penyediakan fasilitas kesehatan untuk tim medis, dan lain sebagainya.

“Kita berharap wabah virus ini cepat selesai agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal seperti sediakala,” ucap La Bakry, Rabu 08 April 2020.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Buton, La Ode Muharram, Rabu 08 April 2020 mengatakan, dalam waktu dekat segera membuat 10 ribu masker berbahan dasar kain, yang nantinya dibagi gratis ke masyarakat.

Untuk model masker, mengacu pada arahan Dinas Kesehatan berdasarkan standar kesehatan, sedangkan dananya, menunggu anggaran dari Pemda Buton.

“Ini adalah perintah langsung dari Pak Bupati Buton untuk mengantisipasi kelangkaan masker di pasar pasca mewabahnya Corona. Masker itu nanti akan diprioritaskan masyarakat yang kesehariannya bekerja di luar rumah,” katanya.

Salah satu penjahit tengah membuat masker berbahan dasar kain. Foto: Adhil/Mediakendari.com

Pemda Buton akan melibatkan sejumlah penjahit yang dinilai memiliki kelayakan lokasi sesuai standar kesehatan.

“Jadi tidak semua tempat jahit kita ajak kerjasama. Kita cek juga, tempatnya higienis atau tidak. Kalau tidak higienis itu kita tolak karena alasan kesehatan. Kita nanti buat masker kain, karena saat ini masker kain secara nasional dianjurkan untuk digunakan karena dinilai cukup efektif mencegah penularan virus Covid 19,” tambahnya menutup. (A)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version