KONAWE, Balai Wilayah Sungai IV Kendari mengklarifikasi terkait pemberitaan yang bersumber dari LSM Lira Sultra yang meminta Presiden Jokowi tak melakukan pengresmian Bendungan Ameroro karena mengalami kerusakan.
PPK Bendungan I SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sulawesi IV Kendari, Iping Mariandana, ST., M.Eng. kepada mediakendari.com mengatakan foto pada berita tersebut merupakan foto dan video kerusakan yang peristiwa kerusakannya sudah cukup lama. Kejadian itu peristiwanya sekira setahun lamanya dari sekarang ini.
” Itu vidio dan foto lama. Kegiatan itu saat terjadi kerusakan sekitar 1 Tahun lalu lamanya,” ujar Iping, Kamis (9/5/2024).
Menurut Iping, kerusakan itu sudah ditanggani melalui perkuatan tebing dan porselen.
Iping juga menyayangkan isi video tersebut adanya pernyatataan yang mengiring opini yang dapat meresahkan masyarakat Konawe dan Sultra, terlebih lagi masyarakat Desa Tamesandi sendiri.
“Vidio dan foto tersebut dalam kondisi yang sudah sangat lama,” terangnya.
Ia menyebutkan kondisi Bendungan Ameroro saat ini dalam kondisi aman dan siap diresmikan oleh Presiden RI Jokowidodo.
Terlebih lagi, Bendungan Ameroro tersebut sudah dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan sertifikasi dari komisi keaman bendungan. Sehingga secara teknis dinyatakan aman.
“Struktur bendungan secara teknis sudah dinyatakan aman. Jadi, bendungan tersebut sudah siap diresmikan,” ungkap Iping.
Ditengah menghadapi pengresmian bendungan, iping sangat menyayangkan adanya video dan foto kerusahan bendungan yang peristiwanya yang sudah cukup lama tersebar dimana-mana.
“Menghadapi kedatangan Presiden ada bahasa bahasa yang mengiring opini mempengaruhi masyarakat tamesandi. Jadi kondisi terkini saat ini sudah benar-benar baik dan dinyatakan aman. Buktinya juga kita sudah dapatkan sertifikasi dari keamanan bendungan,” pintanya.
Lebih jauh Iping menjelaskan meski nantinya sudah dilakukan pengresmian bendungan tersebut, namun pemeliharaan dan perawatan akan terus dilakukan.
“Bicara masalah bendungan, itu akan selalu ada perawatan. Apalagi sekarang masih masuk masa pemeliharaan. Jadi kalau ada yang rusak-rusak sedikit itu hal yang biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki,” ungkapnya.
Selain itu juga, kata Iping, BSW akan melakukan pemantauan rutin lewat unit pengelolaan bendungan.
“Bendungan itu akan dilakukan pemantauan secara terus menerus,” cetusnya.
Iping menambahkan lokasi bendungan yang terekam dalam video tersebut, jauh dan tidak bembahayakan bendungan utama.
” Jadi dalam video tersebut ada bahasa-bahasa yang membahayakan masyarakat Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe,.Sulawesi Tenggara sungguh sangat mengiring opini dan memprovokasi masyarakat,” timpalnya.
Atas kejadian tersebut, Iping berharap agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.
” Jadi kalau ada isu – isu miring tolong untuk segera menghubungi pihak BWS, jangan langsung ditanggapinya,” imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya dikabarkan LSM LIRA Sultra Minta Presiden RI, Jokowidodo tak meresmikan Bendungan Ameroro tersebut. Hal itu dikarenakan bendungan Ameroro dikabarkan dalam kondisi rusak.
Gubernur Lira Sultra, Karmin mengatakan berdasarkan hasil investigasi LIRA Sultra menemukan dugaan terjadi kerusakan yang cukup serius dalam hal ini pekerjaan konstruksi utama hasil informasi dan pantauan Dpw Lira Sultra mendapatkan informasi video kondisi pekerjaan bendungan yang sudah rusak dan mengalami kebocoran pada pekerjaan induk.
Dampak nanti ketika dioperasikan bendungan tersebut tidak akan bertahan lama dan akan mengalami kerusakan cukup serius dan dampaknya akan berimbas pada wilayah penyagah di areal bendungan ameroro, jadi sebelum di resmikan oleh bapak presiden Jokowi yang kabarnya di jadwal tanggal 13 Mei 2024.
LIRA Sultra juga meminta Kementrian PU dalam hal ini balai wilayah sungai Sultra dan Pemda konawe memastikan kondisi pekerjaan benar benar aman.(Mk)