KESEHATAN

Cara Berpuasa Secara Aman di Tengah Pandemi Corona

246
×

Cara Berpuasa Secara Aman di Tengah Pandemi Corona

Sebarkan artikel ini

Redaksi

KENDARI – Pemerintah menetapkan awal Ramadan 1441 Hijriah pada Jumat 24 April 2020, didasarkan hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama, Kamis 23 April 2020 sore, dengan pemantauan hilal di sejumlah daerah.

Dalam Al Quran, surat Al Baqarah ayah 185 disebutkan bulan Ramadan merupakan bulan yang didalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk dan pembeda antara yang hak dan batil.

Oleh karena itu siapa pun yang masih menjumpai Ramadan maka hendaklah ia berpuasa. Berpuasa dapat diartikan sebagai menahan lapar dan dahaga sejak fajar hingga terbenamnya matahari.

Puasa tahun ini dilewati di tengah perjuangan melawan pandemi corona. Menjaga imunitas tubuh sangat diperlukan di tengah wabah yang terjadi, agar badan senantiasa sehat dan terhindar dari paparan virus.

Melansir kompas.com yang dilansir dari BBC, Jumat 24 April 2020, ahli imunologi University of Sussex Dr Jenna Macciochi mengatakan, memerangi infeksi membutuhkan banyak energi.

Tidak makan atau minum dalam periode lama dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, penting untuk memastikan tubuh mendapatkan kalori cukup selama jam makan yang diizinkan baik sahur atau berbuka agar mencapai keseimbangan energi.

Adapun tubuh membutuhkan makronutrien berupa karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi mikro seperti vitamin C dan zat besi. Baca juga: Apakah Pasien Covid-19 Boleh Puasa? Ini Imbauan WHO soal Ramadhan di Tengah Pandemi Corona.

Selain itu, disarankan untuk mengonsumsi banyak macam sayur, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Terdapat pula risiko dehidrasi yang dapat mempengaruhi lendir yang melapisi saluran udara seseorang. Lendir tersebut bertindak sebagai pelindung.

Namun, menjaga aspek-aspek kesehatan lainnya dengan tidur cukup, berolahraga dan menghilangkan stres dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagaimana mestinya.

Sederhananya, cara terbaik melindungi kesehatan di tengah wabah Covid-19 adalah mencegah paparan virus. Sebagian besar risiko terinfeksi dapat dihindari dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan jika tidak ada kepentingan mendesak lebih baik tetap tinggal di rumah.

Puasa juga tidak dianjurkan bagi orang dengan kondisi kesehatan jangka panjang tertentu seperti diabetes dengan komplikasi. Meskipun begitu, Kepala bidang perawatan diabetes UK Daniel Howart mengatakan, ini benar-benar menjadi keputusan pribadi.

Tapi, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang ingin berpuasa.

“Termasuk makan karbohidrat yang melepaskan lebih lambat seperti roti gandum dan beras, serta pengujian gula darah lebih sering,” kata dia.

Bagaimana dengan petugas kesehatan? Dewan Muslim Inggris telah menerbitkan panduan yang menyatakan bahwa petugas layanan kesehatan diharuskan memberikan perawatan kepada pasien Covid-19 dengan risiko nyata mengalami dehidrasi dan membuat kesalahan klinis karena memakai APD dan shift panjang dibebaskan dari puasa.

Bisakah puasa bermanfaat bagi kesehatan? Meski tak mengonsumsi cukup kalori dalam sehari dapat menurunkan respons kekebalan tubuh, efek puasa pada sistem kekebalan tidak dirasakan secara langsung.

Sistem kekebalan bukanlah satu hal dengan sakelar hidup atau mati. Ini merupakan serangkaian mekanisme rumit yang harus dijaga keseimbangannya. Puasa melepaskan hormon stres kortisol yang dapat menekan beberapa respons imun.

Namun, ada bukti yang bagus dari studi pada tikus bahwa puasa yang dilakukan selama Ramadhan dapat mempercepat proses regenerasi tubuh, menyebabkan sel-sel tua mati dan digantikan dengan yang baru.  

You cannot copy content of this page