KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Gerakan kepedulian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari) kembali menggema setelah berbagai organisasi kemahasiswaan secara kompak turun ke jalan untuk menggalang dana bagi korban bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera dan Aceh.
Aksi solidaritas ini berlangsung sejak awal Desember dan melibatkan mahasiswa lintas fakultas, mulai dari KBM FKIP, BEM FISIP, HMPS Ilmu Pemerintahan, hingga kolaborasi PK IMM FAI dan BEM FAI.
Aksi penggalangan dana diawali oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FKIP UMKendari pada Sabtu, 8 Desember 2025. Mereka bergerak dari area kampus menyusuri sejumlah titik seperti kawasan MTQ Kendari. Ketua BEM FKIP, Sumarlin, mengapresiasi antusiasme para mahasiswa yang terlibat dalam aksi tersebut.
Ia menegaskan bahwa penggunaan nama KBM FKIP menjadi ajakan inklusif agar seluruh mahasiswa dapat bergabung tanpa batasan fakultas. “Respons masyarakat sangat luar biasa. Ini bukti bahwa kepedulian masih hidup dan kuat di tengah-tengah kita,” ungkapnya.
Tidak hanya FKIP, BEM FISIP UMKendari juga menggelar kegiatan serupa melalui program Kendari Tanggap Bencana dengan tema “Dari Kendari untuk Sumatra”.
Aksi ini berlokasi di kawasan Lampu Merah Pasar Baru dan melibatkan sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda di Sulawesi Tenggara. Sekretaris Umum BEM FISIP, Nono Alpiansah, menyampaikan bahwa langkah kecil di Kendari dapat memberikan harapan besar bagi korban yang kehilangan rumah dan keluarga akibat bencana tersebut.
“Solidaritas tidak perlu menunggu kita besar. Dari sini, dari Kendari, kita bisa memberi arti bagi banyak orang,” katanya.
Di hari lainnya, HMPS Ilmu Pemerintahan UMKendari turut ambil bagian dengan menyasar berbagai pusat keramaian. Rute penggalangan dana dimulai dari depan kampus, Pasar Panjang, Lampu Merah PLN, Lampu Merah Ahmad Yani, Lampu Merah KFC, hingga Bank Sinar Mas sebelum kembali ke Lampu Merah Pasar Baru.
Koordinator kegiatan, Firdaus, menilai aksi ini sebagai bentuk tanggung jawab moral mahasiswa untuk meringankan beban korban.
“Kita ingin menunjukkan bahwa rasa kemanusiaan itu tidak pernah hilang, dan mahasiswa harus menjadi salah satu motor utamanya,” pungkasnya.
Laporan: Yoni
