EKONOMI & BISNISFEATUREDKendari

Daya Beli Petani Berkurang Akibatkan NTP Sultra pada Januari Turun 1,16 Persen

330
×

Daya Beli Petani Berkurang Akibatkan NTP Sultra pada Januari Turun 1,16 Persen

Sebarkan artikel ini

KENDARI –  Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Atqo Mardianto mengungkapkan, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Sultra pada Januari 2018 tercatat 94,37 atau mengalami penurunan sebesar 1,16 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 95,47.[sg_popup id=”8″ event=”onload”][/sg_popup]

Dikatakan, dari tujuh subsektor hanya tiga yang mengalami kenaikan pada bulan Januari dan yang lainnya mengalami penurunan. Dari data bulan Januari NTP subsektor yang mengalami kenaikan yakni tanaman Pangan (NTPP) 91,94, perikanan (NTNP) sebesar 116,03 dan pembudidaya Ikan (NTPi) 100,47.

Sementara, Indeks NTP yang mengalami penurunan masing-masing subsektor tercatat sebagai Subsektor Hortikultura (NTPH) 90,13, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 87,24, Subsektor Peternakan (NTPT) 104,22 dan Subsektor Nelayan (NTN) 116,03.

“Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 102,92 atau turun sebesar 0,14 persen dari sebelumnya 103,10,” ujar Atqo, Jumat (02/02/2018).

Atqo menguraikan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di perdesaan. Indeks NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Nilai tukar petani jika nilainya di bawah 100 berarti petani mengalami kerugian, dikarenakan yang dibayarkan lebih besar dibanding dengan diterima.

“Semakin tinggi Indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani. Indeks NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga  yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase, red),” urainya.

Sedangkan, kata dia, indeks Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada bulan Januari 2018 sebesar 104,57 persen mengalami penurunan 0,29 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2017 mencapai 104,87. Dari tujuh subsektor pada bulan Januari tiga yang mengalami penurunan dan empat lainnya mengalami kenaikan.

Lebih lanjut Atqo menambahkan, dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanyalah produksi dengan biaya produksinya.

“Berdasarkan hasil pemantauan harga konsumen perdesaan di Sultra pada Januari 2018, Indeks NTUP mengalami inflasi sebesar 1,31persen dibandingkan dengan NTUP nasional sebesar 1,22 persen,” tutupnya.

Reporter: Waty
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page