NEWS

Dirintelkam Polda Sultra, KBP Nanang Gelar FGD dengan Insan Pers Bahas Manajemen Konflik 

681
×

Dirintelkam Polda Sultra, KBP Nanang Gelar FGD dengan Insan Pers Bahas Manajemen Konflik 

Sebarkan artikel ini
Dirintelkam Polda Sultra, Kombes Polisi Nanang Supriyatna

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Dirintelkam Polda Sultra, KBP Nanang Supriyatna menggelar forum discusion group (FGD) dengan insan pers yang ada di Kota Kendari. Pada Sabtu, 30 Juli 2022.

Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sultra, Gugus Suryaman dan 10 media online dan TV di Kota Kendari.

Dengan mengusung tema “Penyelesaian Konflik Sosial Melalui Optimalisasi Pre-Emtif Kepolisian dan Pendekatan Budaya”.

KBP Nanang menjelaskan, mengenai manajemen konflik, tidak pernah ada dalam satu kelompok memiliki kesamaan kepentingan.

Baca Juga : Peringati Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, Wali Kota Kendari Bersama ISTEK AK Gagas Gerakan Pemilahan Sampah

“Untuk itu disiplin penerapan Pre-Emtif itu sangat penting, dengan menerapkan sistem mencegah sebelum kejadian itu terjadi untuk menghindari terjadinya konflik ini,” ungkapnya.

Seperti semboyan negara, bhineka tunggal ika, berbeda-beda namun tetap satu. Dan media juga berperan penting dalam menangani manajemen konflik ini.

“Misalkan ada masalah dalam suatu kelompok, di sini media jangan berperan memperuncing masalah atau menambah-nambah tulisannya, dan jangan mengadu domba masyarakat,” terangnya.

“Kemudian media juga harus memberitakan dengan tepat dan edukatif, sehingga bisa menjadi rujukan yang baik bagi masyarakat,” pungkas Nanang.

Baca Juga : Rektor UHO Sebut Proses Pemeriksaan Prof B Paling Lambat Awal Bulan Agustus 2022

Sementara Ketua SMSI, Gugus Suryaman mengatakan, landasan kerja media sebenarnya UU Pers dan Kode Etik jurnalistik.

“Sekarang masalahnya publik, kurang memahami mengenai UU Pers dan kode etik jurnalistik dan juga tidak bisa membedakan ini,” ungkapnya.

Selanjutnya, Gugus menuturkan bhineka tunggal ika, berbeda-beda namun tetap satu, media memandang ini bukan sebagai pembeda melainkan unsur keindahan.

“Dengan keberagaman nusantara dengan berbagai etnis dan budaya media harus memandang ini sebagai unsur keindahan,” pungkasnya.

 

Reporter: Sardin D.

You cannot copy content of this page