BREAKING NEWSKendari

Ditengah Pandemi PSMTI Hadir Sebagai Paguyuban Yang Memiliki Jiwa Sosial dan Budaya

536
Tampak Ketiga Pengurus PSMTI saat hadir di Acara Bincang Kita Mek.Tv (Foto: Ist)

Penulis: Sardin.D

KENDARI – Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia adalah sebuah organisasi kemasyarakatan suku Tionghoa di Indonesia yang dipimpin oleh David Herman Jaya selaku Ketua Umum PSMTI Pusat. PSMTI ini juga mempunyai banyak cabang daerah di provinsi-provinsi yang menjadi konsentrasi suku Tionghoa. Salah satunya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pengurus PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa) Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengusung tema peran paguyuban ditengah Pandemi Covid-19.

Pengurus PSMTI Gresyia Puterahmat mengatakan pada umumnya member yang gabung itu memiliki marga atau keturunan Tionghoa.

“Pada umumnya marga ayah itu Tionghoa namun ada juga ayah marga lokal, tetapi marga ibu Tionghoa dan itu juga masuk dalam komunitas kami,” ujarnya saat hadir di Acara Bincang Kita Mek.Tv Sabtu, 02 Oktober 2021.

Organisasi PSMTI ini merupakan organisasi sosial, budaya dan masyarakat dan tidak terikat dengan partai politik.

“Jadi kita tidak berpolitik, kita murni sosial, budaya dan masyarakat misalnya sosial ini mengadakan kegiatan bansos seperti waktu pandemi melanda pertama kami impor APD dengan anggaran hampir Rp 600 juta, dan pada saat itu APD masih sangat langkah, kemudian juga di Konut kemarin banjir kami mengirim kan bantuan sembako dan juga dari konteks budaya kita juga ikut seperti mengikuti tarian dan pakaian adat dengan memperkenalkan budaya lokal,” jelasnya.

Ditempat yang sama Pengurus PSMTI Agus Haryadi Yaparto mengatakan sejak berdirinya PSMTI ini pada tahun 2019 pihaknya sudah melakukan kegiatan sosial.

“Dan kegiatan sosial ini yang sementara kami fokuskan untuk sementara dan kedepannya untuk tetap bergerak di bidang sosial, budaya dan kemasyarakatan,” ujarnya.

Selanjutnya Jimmy Lai mengatakan melihat antusias masyarakat, sangat antusias karena setiap kegiatan pihaknya selalu berkerja sama dengan pemerintah kota (Pemkot)/pemerintah kabupaten agar dapat tepat sasaran.

“Kegiatan kami bukan hanya dari pengurus saja, kami banyak melibatkan saudara-saudara Tionghoa, masyarakat Kota Kendari bahkan Sultra, jadi ini merupakan sumbangsih dari Tionghoa yang ada di Sultra ini,” ungkapnya.

Terakhir mereka berharap agar selalu bersinergi, kompak dan visi misi tetap satu, bagaimana di Sultra ini tetap melakukan konsep sosial, budaya dan kemasyarakatan.

“Bersinergi dengan masyarakat dan paguyuban lain dan tetap mempertahankan kearifan lokal sehingga kita bisa mewujudkan Kota Kendari yang berbudaya dan saling menerima, bergandengan tangan untuk kemajuan Sultra,” harap Agus Haryadi.

“Sekali lagi saya tekankan kami ingin diterima sebagai warga lokal, tolong jangan panggil kami China, jadi kami ini orang Indonesia keturunan Tionghoa,” pungkas Gresyia.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version