Reporter : Hendrik B
Editor : Kang Upik
KENDARI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mengkukuhkan 22 orang pengurus Ikatan Pengrajin Produk Pangan Lokal (IP3L) di Ruangan Pola Kantor Walikota Kendari, Selasa (06/08/2019).
IP3L nantinya akan didorong untuk mengembangkan industri pengolahan pangan serta meningkatkan kesejahteraan pengrajin kaopi, yang menjadi bahan dasar pembuatan kasuami.
Plh Walikota Kendari, Nahwa Umar menjelaskan, pengukuhan ini merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki mutu pangan lokal sehingga masyarakat semakin cinta terhadap pangan lokal.
“Untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal, diperlukan adanya inovasi, dari tampilan dibuat menarik dan menciptakan rasa kekinian sehingga harga dapat bersaing,” jelasnya.
Nahwa juga menyebut, kaopi tidak hanya bisa diolah menjadi kasuami saja, akan tetepi bisa juga menjadi aneka makanan seperti kukis, muffin, cake, dan makanan kekinian lainnya.
BACA JUGA :
- Pengamat Politik Sulawesi Tenggara Khawatirkan Maraknya Politik Uang Jelang Pilkada
- Tokoh Pemuda Routa Beri Jempol Kinerja Mantan Pj Bupati Konawe Harmin Ramba yang Berhasil Bangun Infrastruktur
- Somasi PWI Konawe Tak Ditanggapi, Ketua KPU Resmi Dipolisikan
- Zainal Kamase Sebut Pilih Pasangan HADIR NO 3 Yang Bisa Perjuangkan Pembangunan di Sampara Raya
- Kampanye di Bondoala, Cabup No 3 Harmin Ramba Sebut Dapil 3 Konawe Merupakan Daerah Pertumbuhan Baru Layak Dikawal Jadi DOB dan Buat BLK
- Terlalu Banyak Tanda Tanda Kemenangan Paslon HADIR, Sudin Larengga Yakin Paslon Nomor 3 Akan Jadi Pemenang
Dalam proses penjualan secara online maupun offline, kata Nahwa, Pemkot Kendari akan melibatkan mahasiswa KKN PPM Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Univeritas Halu Oleo (UHO).
Ia berharap, agar kerja sama antara Pemkot Kendari dan akademisi bisa terjalin. “Kami harapkan adalah berkembangnya industri pengelolahan pangan berbasis bahan baku lokal sebagai penggerak dalam pengembangan diversifikasi lapangan,” harapnya.
Salah seorang mahasiswa KKN PPM, Rio Bravo Malau mengatakan, omset yang didapatkan saat menjual produk olahan pangan, hasinya cukup lumayan. “Kami bisa meraut penghasilan dalam seminggu hingga Rp 3 juta,” singkatnya. (A)