KONAWESULTRA

DP3A Konawe Kebut Percepatan KLA

825
Kepala Dinas PPPA Konawe, Cici Ita Ristianti (dua dari kanan) berpose bersama dengan Menteri PPPA RI Prof Yohana Susana Yembise (Ketiga dari kiri) usai penyerahan Molin dan Torlin, Jumat (21/12/2018) kemarin di Bukit Tinggi Sumatera Barat. (Foto: Ist)
Kepala Dinas PPPA Konawe, Cici Ita Ristianti (dua dari kanan) berpose bersama dengan Menteri PPPA RI Prof Yohana Susana Yembise (Ketiga dari kiri) usai penyerahan Molin dan Torlin, Jumat (21/12/2018) kemarin di Bukit Tinggi Sumatera Barat. (Foto: Ist)

Redaksi

UNAAHA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A) terus mengebut persiapan pembentukan Kabupaten Layak Anak (KLA) di daerah itu.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, instansi yang dinahkodai Cici Ita Ristianti terus berupaya mengenjot program-program strategis diantaranya menandatangani MoU dengan pihak Polres Konawe, dalam rangka membantu korban kekerasan baik dari kalangan perempuan dan anak, menggandeng Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA), melaunching program Sekolah Ramah Anak dan Program Komite Pemerhati Kekerasan (KPK).

“Konawe sementara akan diverifikasi untuk menujudkan Kabupaten Layak Anak, untuk itu kami terus menggenjot program-program strategis lainnya yang berhubungan dengan perlindungan anak di Konawe,” ujarnya, Jumat (21/12/2018) kemarin melalui via selularnya.

Dirinya menilai Kabupaten Layak Anak ini harus diwujudkan untuk memberikan perlindungan kepada anak, dimana program akan terus diupayakan agar menyentuh langsung dan bermanfaat bagi anak agar menjadi generasi penerus yang andal dan berkualitas.

“Untuk mempercepat Konawe jadi KLA, kita terus melakukan program peningkatan perlindungan anak dari kekerasan, menggelar pelatihan paralegal untuk pendampingan dan advokasi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta pelatihan peningkatan kualitas hidup anak di kalangan pelajar,” paparnya.

Mantan camat Sampara itu mengakui, untuk Sultra baru Kota Kendari yang ditetapkan sebagai Kota Layak anak, sementara Konawe sendiri baru akan diferifikasi pada 2019 mendatang, dimana dijadwalkan pada Januari Tim Verifikator akan berkunjung ke Konawe.

“Indikator KLA cukup banyak, sehingga kami membutuhkan sinergi antara seluruh Organinasi Perangkat Daerah (OPD), stakeholder, lembaga vertikal, dan lainnya yang berkenaan langsung dengan anak. Saya juga mengharapkan ada langkah konkret yang dilakukan semua pihak, sehingga kemajuan perempuan dan anak dapat terlihat hasilnya di Konawe agar segera terwujud menjadi Kabupaten Layak Anak,” ujarnya.

Cici menambahkan, anak merupakan potensi sangat penting bagi generasi penerus masa depan bangsa, penentu kualitas SDM yang menjadi pilar utama pembangunan secara Nasional, oleh karena itu kualitas anak perlu ditingkatkan dan yang terpenting mendapatkan perlindungan sungguh-sungguh dari semua elemen masyarakat dan pemerintah.

“Sehingga dengan ini kita dapat membangun Komitmen bersama dalam mewujudkan Kabupaten Konawe menuju Kabupaten Layak Anak sesuai dengan harapan kita bersama,” tutupnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version