UNAAHA – Sebagai bentuk kemitraan legislatif terhadap eksekutif, Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Rapat Paripurna yang dilaksanakan di gedung DPRD setempat, Selasa (25/9/2018) kemarin. Rapat paripurna dipimpin langsung ketua DPRD Konawe, H.Ardin, didampingi wakil ketua I Rusdianto dan Wakil Ketua II, H.Alaudin.
Ada beberapa agenda penting dalam kegiatan tersebut yakni Pengesahan Penetapan Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kery Saiful Konggoasa dan Gusli Topan Sabara. Lalu mendengarkan paparan visi, misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Konawe terpilih Periode 2018 – 2023. Duet pimpinan baru itu tampil dengan Visi misi yang patut disimak dan diimplementasikan oleh segenap jajaran Aparatir Sipil Negara (ASN) demi menuju Konawe maju dan mandiri 2023.
Dalam kegiatan itu, Bupati Kery Saiful Konggoasa memaparkan 3 instrumen untuk mencapai tujuan pembangunan di daerah yang dipimpinnya. Pertama mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dimana saat ini APBD saat ini hanya sekitar Rp.1,4 Triliun, dengan rincian 61,7 persen digunakan untuk membayar gaji pegawai, 2,5 persen digunakan membayar operasional pegawai dengan aturan sekitar 35,8 persen digunakan untuk pembangunan di Masyarakat.
Yang Kedua Investasi, dimana kebijakan pemerintah mendorong Investasi di suatu daerah merupakan langkah yang sangat tepat, dan sudah menjadi kenyataan bahwa semakin banyak investor yang menanamkan modalnya, maka daerah tersebut akan lebih cepat maju dari daerah lain yang ada di sekitarnya. Begitu halnya dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe pada lima tahun kedepan akan mendorong investasi agar terus tumbuh, saat ini selain Kawasan Industri di Kecamatan Morosi, Pemda juga akan mempercepat pembangunan pabrik Kelapa Sawit di Kecamatan Anggaberi, Kawasan Industri Smelter di Kecamatan Routa. Sehingga dengan hal ini akan membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat Konawe.
Dan yang ketiga pengembangan potensi lokal, dimana Konawe merupakan daerah dengan potensi sawah terluas di Sultra kurang lebih 95 ribu hektar, 41 ribu Ha diantaranya sudah berproduksi. Demikian juga dengan padang rumput pengembalaan ternak yang berkisar 40.070 Ha yang sangat sesuai dengan peternakan Sapi, Kerbau dan Kambing. Dimana potensi Lokal ini, akan sangat betmanfaat dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah jika dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang memadai melalui pendekatan menejemen yang profesional.
Dan untuk Visi lima tahun kedepan, yakni menjadikan Konawe yang maju dengan meningkat potensi daerah termasuk ASN agar selalu begerak dan memiliki daya saing konpetitif dan koperatif. Meningkatkan pelayanan Kesehatan dengan memberikan subsidi bagi semua layanan yang tidak ditanggung oleh program Nasional dan Provinsi di Puskesmas dan Rumah Sakit. Pembangunan di sektor pendidikan dengan memberikan beasiswa prestasi, serta meningkatkan usaha Bidang peternakan dan perikanan, serta di bidang perindustrian.
Adapun program utama dalam pembangunan Konawe lima tahun kedepan yakni pembangunan instruktur penunjang seperti jalan, revitalisasi kawasan perkotaan dan pembangunan jalan usaha tani. Serta pembangunan di bidang lingkungan dan usaha ekonomi serta kebudayaan.
Dan untuk memberikan motivasi dan semangat dalam mewujudkan program tersebut, Bupati dan Wakilnya menyebut sebagai program “Gemilang” yakni gerbang membangun insan unggul dan berdaya saing. Untuk itu melalui kesempatan tersebut, indikator pencapaian pembangunan pada lima tahun kedepan menjadi tugas bersama untuk ditingkatkan, contohnya APBD Konawe, pada tahun 2013 lalu pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp.868 Miliar, namun pada tahun 2017 lalu PAD mencapai Rp.1.25 triliun.
Pertumbuhan ekonomi, sejak 2013-2017 rata-rata 6,47 % lebih tinggi dari rata-rata nasional diperiode yang sama 5,09 %. Inflasi, sejak 2013-2017 rata-rata inflasi 4,20 % lebih rendah dibanting rata-rata nasional di periode yang sama 4,94%. Indikasi pembangunan Manusia (IPM) tahun 2013 IPM 68,23%, pada tahun 2017 IPM mencapai 70,24 % lebih tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi yang hanya 69,86 %. Tingkat Pertisifasi Angkatan Kerja (TPAK) yang mencapai 95,97 pada tahun 2013. Namun pada tahun 2017 mencapai 98,06 %. Dan angka kemiskinan di Konawe pada tahun 2017 mencapai 15,65 %. lebih tinggi dibanding provinsi yang 12,81 %. Penghargaan atau reward dari pemerintah, pada tahun 2013-2017 Konawe mendapatkan reward dari kementrian keuangan atas peningkatan opini dari BPK-RI dan peningkatan Marco ekonomi berupa dana intensif daerah (DID) sebesar Rp.137 Miliar.(Al)