Kendari

Dua Daerah di Sultra Alami Inflasi selama Agustus

432
Kepala BPS Sultra
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti saat menyampaikan data Inflasi Sultra

Reporter : Ferito Julyadi

KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis data terbaru terkait Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Inflasi Sultra yang diwakili Kota Kendari dan Baubau, periode Agustus 2020.

Tercatat Kota Kendari alami inflasi 0,21 dengan IHK 105,28. Sedangkan inflasi Kota Baubau sebesar 0,39 persen.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti melalui video conference by youtube, Selasa 01 September 2020, menuturkan inflasi Kendari menurut tahun kalender (Januari-Agustus 2020) sebesar 1,37 persen. Sedangkan untuk tahun ke tahun, inflasi Kota Kendari sebesar 1,59 persen.

“Di Baubau sendiri, inflasi tahun kalendernya sebesar 0,79 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,86 persen,” ujarnya.

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh naiknya indeks harga pada enam kelompok pengeluaran.

Enam kelompok tersebut yakni kelompok Perawatan pribadi dan jasa lainnya (2,74 persen); kelompok Pendidikan (1,43 persen); kelompok Rekreasi, olahraga, dan budaya (0,39 persen); kelompok Kesehatan (0,24 persen); kelompok Perlengkapan,peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,23) persen; serta kelompok Transportasi (0,08 persen).

“Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks atau deflasi yaitu kelompok Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,22 persen), kelompok Makanan, minuman dan tembakau (0,21 persen), serta kelompok Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,05 persen),” urainya.

Agnes mengungkapkan kelompok Pakaian dan alas kaki serta kelompok Penyediaan makanan dan minuman atau restoran tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Ia menjelaskan selain kelompok pengeluaran beberapa Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain Emas perhiasan (0,15 persen), Akademi atau perguruan tinggi (0,06 persen), Jeruk nipis atau limau (0,06 persen), Daun Kelor (0,05 persen), Jagung muda (0,02 persen), Bayam (0,02 persen), Cabai Rawit (0,02 persen), Ikan Cakalang (0,01 peresen), Pasta Gigi (0,01 persen), dan Tisu (0,01 persen).

Sedangkan Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain Bawang Putih (-0,06 persen), Shampoo (0,01 persen), Ikan Bandeng (-0,01 persen), Laptop (0,02 persen), Ayam hidup (0,02 persen), Gula Pasir (0,02 persen), Ikan layang (0,02 persen), Ikan Kembung (0,05 persen), Ikan Teri (0,06 persen), dan Bawang merah (0,01 persen).

“Kota Manado menduduki urutan pertama sebagai kota di Salawesi yang memiliki Inflasi tertinggi yakni sebesar 0,71 persen. Untuk Kota Kendari menduduki urutan ke empat di bawah Kota Luwuk. Sedangkan Baubau berada di urutan ke dua, tepat di bawah kota Manado,” terangnya. (3).

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version