Reporter : Ardilan
Editor : Wiwid Abid Abadi
BAUBAU – Dinas Pertanian (Distan), Kota Baubau. Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ketempat-tempat penjualan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah.
Kepala Bidang (Kabid), Peternakan Dinas Pertanian Baubau, Jusrianti mengatakan, usai sidak, pihaknya menemukan sejumlah hewan kurban yang mengalami sakit maupun cacat.
“Ada sebagian yang sakit, antara lain sakit mata. Kemudian ada tiga ekor kambing yang cacat ditelinganya karena sobek. Harusnya, syarat (hewan kurban) sehat, dalam hal ini tidak buta, telinganya jangan ada yang luka atau cacat, cukup umur dengan ditandai tumbuh gigi sepasang. Kalau jantan tidak dikebiri dan tidak kurus,” jelas Jusrianti, saat diwawancara usai sidak, Senin (5/8/2019).
Untuk hewan yang ditemukan menderita sakit, Jusrianti menerangkan, pihaknya langsung memberikan obat. Dia mencontohkan, misalnya hewan yang sakit mata, pihaknya memberikan anti biotik serta obat salep mata.
“Yang sakit mata tadi kami temukan langsung diberi anti biotik. Tapi anti biotik itu penyakit lewat luar. Jadi salep mata saja yang dikasih. Yang kena sakit mata tadi sekitar enam ekor. Kalau penyakit mata saja tidak apa-apa yang penting tidak buta,” ujarnya.
BACA JUGA :
- Sosialisasikan KIE Rawan Bencana 2024, BPBD Konsel Ingin Masyarakat Cepat Tanggap
- Apresiasi PKK Konawe Selenggarakan Jambore PKK, Ketua PKK Sultra : Kita Siapkan Satu Program Unggulan untuk 2024
- Pj Gubernur Sultra Disajikan Pesta Rakyat Saat Kunker ke Buton Tengah
- Pj Gubernur Sultra Resmikan Kantor Bupati dan Salurkan Bantuan Beasiswa di Buton Tengah
- Malam Gala Dinner Jambore PKK Tingkat Provinsi di Konawe, Harmin Ramba: Insya Allah, Dengan Meminum Air Konawe Pasti Akan Kembali ke Konawe
- Pj Gubernur Sultra Dianugerahi Gelar ‘Kolakino Liwu Pancana’ oleh Lembaga Adat Buton Tengah
Jusrianti juga menjelaskan, hewan berpenyakit tak layak dikonsumsi yakni hewan yang mengalami penyakit zonosis, antara lain bersulosis yang ditandai dengan bengkak persedian, dan penyakit antraks yang ditandai dengan keluarnya darah dari lubang alami yaitu lubang hidung, mata, anus bagi jantan dan vagina bagi hewan betina.
“Kalau penyakit mata tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Yang kita jaga itu penyakit bersulosis dan antraks. Tapi kami tidak temukan tadi. Kalau memang belum terjual, saran kami yang sudah diobati jangan dijual, terutama tadi ada satu yang kena luka dan kami suntikan anti biotik itu tidak boleh dijual,” jelasnya.
“Karena kalau sudah disuntikan anti biotik dalam waktu satu minggu itu tidak boleh dikonsumsi,” sambungnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga bakal melakukan pemeriksaan posmortum disaat Hari Raya Idul berlangsung nantinya.
“Pada hari H-nya biasanya kami keluar untuk melakukan pemeriksaan posmortum di masjid-masjid setelah hewan kurban dipotong. Yang kita periksa dagingnya dan organ-organ dalam seperti hati dan jantung. Siapa tau ada cacingnya,” pungkas Dr hewan ini. (A)