EKONOMI & BISNISHEADLINE NEWS

Warga Tiga Desa di Kapoiala Tuntut PT VDNI dan PT OSS Gali Urugan Timbunan Sungai

2074
Desa Tani Indah, Kapoiala baru dan Laosu Jaya dalam pertemuan dengan perwakilan PT OSS serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari di Balai Desa Tani Indah, Senin (9/9/2019)

Redaksi

KENDARI – Warga Tani Indah Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe menuntut PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) menggali kembali urugan tanah yang telah menimbun badan sungai.

Tuntutan ini disampaikan dari tiga desa yakni Tani Indah, Kapoiala baru dan Laosu Jaya dalam pertemuan dengan perwakilan PT OSS serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari di Balai Desa Tani Indah, Senin (9/9/2019).

Hadir dalam pertemuan ini yakni perwakilan BWS, Luther, Polsek Bondoala Bripka Rony, Perwakilan PT OSS Mr. Yiim dan Danramil 09 Sampara Kapten Inf Sahidin.

Warga Tani Indah Kasman Hasbur menjelaskan, pihaknya menyampaikan tuntutannya yakni penggalian kembali urugan tanah di Kali Labota yang menghubungkan Desa Kapoiala Baru dan Desa Tani Indah.

“Di desa lainnya juga harus digali kembali, dan dikembalikan lebaran sungai sesuai ukuran dan fungsi semula,” kata Kasman pada mediakendari.com, via WA, Selasa sore.

Menurutnya, pertemuan tersebut menghasilkan tiga kesepakatan yakni menghentikan aktifitas penimbunan sungai, dilakukan kajian kembali oleh BWS sebelum rekomendasi dikeluarkan dan masyarakat menempuh jalur hukum.

Kasman juga mengaku menyesalkan ketidakhadiran aparat pemerintah Kecamatan Kapoiala dan pemerintah desa untuk mendampingi warga yang bersengketa dengan pihak perusahaan, untuk masalah penimbunan sungai ini.

Baca Juga:

https://mediakendari.com/sultra/konawe/pt-oss-diduga-persempit-badan-sungai-tambak-warga-kekeringan/

“Dari pemerintah baik Pak Camat dan Kades tidak hadir karena alasan sedang sakit dan yang lainnya ada urusannya,” pungkasnya.

Untuk informasi, pertemuan ini merupakan buntut protes warga didasari ulah PT VDNI dan OSS yang menutup badan sungai sehingga mempersempit bentang kali, yang dilakukan untuk pembangunan jembatan.

Akibatnya, debit air yang masuk ke lahan empang milik warga tak cukup, dan apalagi kondisi makin diperparah dengan adanya musim kemarau. Warga meminta perusahaan tidak melakukan penimbunan badan sungai.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version