NEWS

Ekonomi Sultra Tumbuh 6,87 Persen di Triwulan IV-2019

620
Kantor BPS Sultra. Foto: MEDIAKENDARI.com/Ferito Julyadi

Reporter: Ferito Julyadi

Editor: Kang Upi

KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan IV – 2019 sebesar 6,51 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding catatan yang sama tahun 2018 lalu, dimana ekonomi sultra tumbuh 6,42 persen.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud dalam rilis data resmi BPS di Kantor BPS Sultra, Rabu 5 Februari 2020 menjelaskan, dari segi produksi, pertumbuhan tertinggi diperoleh dari lapangan usaha industri pengelolaan sebesar 9,13 persen.

“Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan itu dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 44,32 persen,” papar Mohammad Edy Mahmud.

Sementara itu, untuk kategori year on year (y-on-y) ekonomi Sultra di triwulan IV-2019 sebesar 6,87 persen dibandingkan tahun 2018. Hal ini dipicu tumbuhnya semua lapangan usaha, dengan angka tertinggi dicapai lapangan usaha jasa keuangan sebesar 15,45 persen.

“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh semua komponen, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 43,80 persen,” terangnya.

Sedangkan jika dihitung secara quarter to quarter (q-to-q), ekonomi Sultra triwulan IV-2019 tumbuhan sebesar 2,43 persen, bila dibandingkan triwulan sebelumnya di tahun yang sama.

“Ini dipengaruhi pertumbuhan tertinggi di lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan,  dan jaminan sosial sebesar 8,91 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, dicapai komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 9,41 persen,” ujarnya.

Komponen yang berpengaruh lainnya yakni Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 6,97 persen. Capaian ini H sejalan dengan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di triwulan IV-2019.

“Komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tercatat tumbuh positif, yaitu sebesar 4,60 persen. Hal ini disebabkan karena meningkatnya barang konsumsi, dan baku,” ungkapnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version