Redaksi
KENDARI – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Kendari terus mengembangkan potensi pariwisata dengan menciptakan objek wisata baru, untuk menambah jumlah destinasi yang telah ada.
Salah satu yang tengah digagas saat ini, adalah mendorong hadirnya destinasi wisata sejarah perjuangan bangsa Indonesia di era penjajahan Jepang.
Mendukung gagasan tersebut, Disbudpar Kota Kendari bakal mengajak akademisi, pemerhati sejarah dan jurnalis untuk mengeksplorasi sejumlah situs sejarah peninggalan Jepang.
Plt Kepala Disbudpar Kota Kendari, Fauziah A. Rachman menjelaskan, eksplorasi yang melibatkan para pihak ini sengaja digelar untuk sosialisasi atas situs sejarah peninggalan Jepang yang akan didorong kedepan sebagai destinasi wisata baru.
Menurutnya, situs sejarah peninggalan Jepang di Kota Kendari, sebenarnya telah berstatus cagar budaya, namun keberadaannya belum banyak diketahui masyarakat.
“Kunjungan ke cagar budaya itu akan dilaksanakan 5 Oktober 2019, melibatkan akademisi dari kampus UHO, pemerhati pariwisata dan sejarah serta wartawan juga akan kita libatkan,” kata Fauziah dalam konfrensi pers di kantornya, Rabu (2/10/2019).
Baca Juga:
- Kementerian ESDM Tetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat Secara Nasional, Sultra Tidak Termasuk
- Dua Siswi Asal Kendari Hendak Dijual ke Kalimantan, “Pecah” Pertama Harga Rp 20 Juta
- Polsek Bondoala Kejar Anak Anggota DPRD Konawe, Diduga Otak Dari Dua Rekannya yang Mencuri di Rumah Warga Desa Tondowatu
- Pertama Kali Tampil di Event Indonesia Fashion Week, Dekranasda Konawe Tampilkan Tiga Motif Tenun Terbaru
- Tenunan Sultra Kembali Tampil di Indonesia Fashion Week
- Masyarakat Desa Lerehoma Gandeng GAKI Sultra Soroti Kinerja Kades yang Diduga Kebal Hukum
Selain itu, kata Fauziah, agenda ini juga akan melibatkan masyarakat sekitar situs sejarah tersebut, yang nantinya akan dibina sebagai juru rawat dan pemandu wisata.
Sementara itu, Kepala Bidang Purbakala dan Permuseuman Disbudpar Kota Kendari, Indah, menjelaskan, situs sejarah yang akan dikunjungi antara lain, bungker, meriam Jepang, pilboks, dan titik nol Kota Kendari.
“Kita berharap, dengan eksplorasi yang melibatkan banyak pihak termasuk media akan membuka informasi kepada publik tentang objek wisata sejarah di Kota Kendari,” tutupnya.