AMERIKA – Penegak hukum Amerika menerima beberapa petunjuk tentang postingan di media sosial yang berisi ancaman, lima menit sebelum serangan terhadap sinagoga hari Sabtu di California, tetapi menyatakan tidak cukup waktu atau detail untuk mencegah serangan itu.
Biro Penyelidik Federal (FBI) mengatakan mengetahui tentang postingan ancaman tanpa nama itu melalui situs web dan saluran telepon petunjuknya hanya beberapa saat sebelum serangan terhadap sinagoga Chabad of Poway di dekat San Diego yang menewaskan seorang perempuan dan tiga lainnya terluka.
FBI mengatakan karyawannya sigap bertindak untuk mengetahui penulis postingan dan lokasi yang terancam, tetapi penembakan itu terjadi sebelum mereka bisa menemukan jawaban.
Polisi San Diego County mengatakan John Earnest, usia 19 tahun, diduga memasuki sinagoga itu hari Sabtu dan melepas tembakan dengan senjata gaya senapan serbu AR.
Penyelidik mengatakan, Earnest menulis manifesto anti-Yahudi di media sosial beberapa saat sebelum penembakan, di mana ia memuji orang yang dituduh melakukan serangan mematikan di masjid Selandia Baru dan pembantaian Oktober lalu di sinagoga di Pittsburgh.
Salah seorang pemberi petunjuk mengatakan kepada kantor berita Associated Press, ia menelepon FBI setelah melihat postingan itu di media sosial dan tak lama sebelum serangan terjadi. Ia menggambarkan FBI sebagai cepat dan profesional dan mengatakan ia tidak tahu apa yang bisa mereka lakukan.
Juga hari Senin, orangtua Earnest mengaku terkejut dan sedih bahwa putra mereka “kini adalah bagian dari sejarah kejahatan yang telah dilakukan terhadap orang Yahudi selama ratusan tahun.” Dalam pernyataan, orangtua itu mengatakan, bahwa mereka membesarkan anak-anak untuk menolak kebencian. [ka]