Reporter : Kardin
Editor : Taya
KENDARI – Ratusan masyarakat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang tergabung dalam Front Rakyat Sultra Bela Wawonii (FRSBW) kembali mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) guna menuntut pencabutan 15 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang berada di Pulau Kelapa tersebut.
Demonstrasi yang dinamakan Aksi Jilid III Bela Wawonii itu kembali dilakukan karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) dinilai tidak memiliki itikad baik dalam pencabutan IUP yang ada di Konkep dengan dibuktikan Gubernur Sultra, Ali Mazi tidak mau menandatangani pencabutan IUP tersebut.
Baca Juga :
- Pj Gubernur bersama Sekda Sultra Melayat Almarhum Sultan Buton ke-40
- Polsek Poasia Bekuk 7 Pelaku Curanmor di Kota Kendari, 2 Residivis
- Kolaborasi dengan SMKN 3, Disnakertrans Kendari Gelar Job Fair untuk Kurangi Pengangguran
- Kalla Toyota Baubau Mulai Pembangunan Showroom Mobilnya
- Pj Gubernur Sultra Sapa Warga Kota Kendari dengan Berolah Raga
- Ini Daftra Tokoh Masyarakat Yang Hadir Memberika Ucapan Selamat Pj Gubernur, Hadir Anggota Komisi VI DPR RI, Dr. Rieke Dian Pitaloka
Jenderal Lapangan Aksi, Mando Maskuri mengatakan, efek dari adanya IUP di Wawonii kini telah dirasakan, salah satunya yakni sudah terjadi konflik horizontal di tengah masyarakat khususnya di Wilayah Kecamatan Wawonii Tenggara.
“Contohnya itu adalah sesama keluarga memutuskan silaturahmi, suami istri akan bercerai, adik dan kakak memutuskan tali persaudaraan dan lain sebagainya. Itu salah satu dampak negatifnya,” ujarnya, Kamis (11/4/2019).
Padahal katanya, masyarakat Wawonii sangat dikenal dengan hubungan kekeluargaannya yang erat, adat istiadat serta salah satu Pulau yang indah di Sultra.
Olehnya itu kata Mando, jika seluruh IUP di Wawonii tidak segera dicabut maka akan terjadi konflik yang berkepanjangan serta menimbulkan kerusakan lingkungan yang sangat buruk dan dapat merusak sektor potensial di Pulau Kelapa tersebut.
“Seperti sektor kehutanan, perikanan, perkebunan, pertanian dan sektor pariwisata akan hilang. Karena sektor-sektor itu yang menjadi sumber penghasilan masyarakat Wawonii,” tutupnya. (A)