Reporter : Hendrik B
Editor : Kang Upi
KENDARI – Diberlakukannya sistem zonasi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 mengakibatkan dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Kendari dan SDN 13 Kendari minim pendaftar.
Akibatnya, dua SDN yang berada dalam satu lingkungan di Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari, Kota Kendari ini dilebur menjadi satu yakni menjadi SDN 55 Kendari.
Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 55 Kendari, Hj Nurhidayah, S.Pd mengatakan, tidak hanya jumlah pendaftar yang minim, siswa di kedua sekolah tersebut juga minim akibat berlakunya sistem zonasi sejak tahun 2018 lalu.
“Kedua sekolah itu digabungkan karena jumlah siswanya sangat minim,” ujar Nurhidayah saat ditemui mediakendari.com, Jumat (28/06/2019).
Untuk gedung SDN 55 Kendari yang merupakan hasil gabungan dua sekolah itu, menggunakan gedung eks SDN 13 Kendari karena memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap. “Bergabungnya sekolah ini di bulan Februari 2019 lalu,” ungkapnya.
BACA JUGA :
- Pimpin Upacara Hari Kesadaran Nasional, Kapolda Sultra Tekankan Pentingnya Sinergi dan Kewaspadaan Bencana
- Sidak di Kantor Badan Penghubung Sultra di Jakarta, Wagub Hugua Hanya Dapati Beberapa Pegawai Saja
- Prof Ruslin Jadi Pendaftar Pertama di Pilrek UHO 2025
- Hugua Wakili Gubernur Bahas Kerjasama dengan BUMN Rusia Terkait Pembangunan Listrik Tenaga Nuklir di Sultra
- Dekat Dengan Masyarakat Petani, Bupati Darwin Terus Salurkan Bantuan
- Bupati Mubar Ajak Masyarakat Fokus Genjot Produksi Jagung dan Padi
Nurhidayah juga menjelaskan, sistem zonasi ini bagus untuk pemerataan siswa. Menurutnya, setelah berlakuknya sistem ini tidak ada lagi orang tua murid yang menuntut anaknya bersekolah di sekolah favorit.
“Karena sekarang memakai sistem jalur zonasi, maka bisa terjadi perataan siswa,” tutupnya. (A)