NEWS

Hal-Hal yang Dialami dan Dirasakan Prajurit TNI Selama Tugas Kemanunggalan, Sulit Namun Dinikmati

406
Ketgam : Prajurit TNI bersama warga saat mengerjakan pemasangan paving blok masjid. Foto : Ardilan.

 

Penulis : Ardilan

BUTON – Banyak hal dialami prajurit TNI Kodim 1413 Buton selama menjalani tugas kemanunggalan di Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton. Begitulah kira-kira kesan dan pesan yang dialami dan dirasakan oleh satuan tugas (Satgas) TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-110 tahun 2021.

Namun segala hal yang terjadi tidak menyurutkan semangat apalagi mengurangi kegigihan Satgas TMMD dibawah pimpinan Letda Infantri Ridwan selama menjalan tugas kemanunggalan sebulan penuh.

Bagi prajurit, tugas adalah segalanya meski harus berada di daerah yang terisolir sekalipun. Jiwa korsa yang terpatri sejak bergabung dan menjalani kewajiban sebagai aparat militer menjadikan medan yang sulit dianggap mudah.

Ridwan bilang prajurit tak pernah mengeluh. Yang terjadi justru mereka senang menerima tugas.

“Kita sangat senang mendapat amanah membantu masyarakat, pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan khususnya di daerah terpencil,” kata Letda Infantri Ridwan selaku Komandan Satuan Setingkat Kompi (SSK) Satgas TMMD dikonfirmasi di Rujab Bupati Buton, Rabu 31 Maret 2021.

Perwira satu balok militer ini mengaku sudah terbiasa menjalankan tugas di wilayah yang bagi sebagian orang bisa saja tidak ingin hidup di tempat tersebut. Sebab, tugas kemanunggalan selalu menyasar daerah yang terbilang memiliki medan yang berat.

Ketgam : Salah satu potret kegiatan Kemanunggalan prajurit TNI Kodim 1413 Buton di Desa Mulia Jaya selama TMMD ke-110. Foto : Ardilan.

“Bagi kita yang sudah sering, ini sudah pas memang. Sebelum berangkat sasaran yang dikasih itu kita sudah tahu daerahnya tidak ada signal, jalannya rusak. Suka dukanya banyak. Pokoknya yang susah-susah kita alami. Tapi kita nikmati saja,” ujarnya.

Ridwan menguraikan selama menjalankan tugas kemanunggalan pihaknya melibatkan total 110 prajurit TNI yang didominasi oleh tentara muda. Jenis kegiatan yang dilakukan terbagi dua yakni program fisik seperti pembangunan masjid, drainase, jembatan, sarana umum seperti lapangan dan kegiatan non fisik seperti penyuluhan/sosialisasi.

“80 persen remaja yang saya bawa. Selebihnya yang 20 persen itu sudah berkeluarga. Selama TMMD semua tinggal disana. Tidak ada yang pulang. Alhamdulilah selesai sesuai target dan tepat waktu,” tuturnya.

Ridwan bercerita selama bertugas di tiga Desa yakni Desa Sangia Arano, Harapan Jaya dan Mulia Jaya pihaknya dalam memberikan laporan kegiatan kepada pimpinan harus menyebrang ke Desa tetangga yang jaraknya ratusan meter. Sebab, di tempat tugasnya itu jaringan telekomunikasi sangat tidak bagus. Namun segala suka duka yang dialami justru dinikmati para prajurit. Pasalnya, TMMD juga menjadi wadah untuk bertemu dan mempunyai keluarga baru.

“Jadi desa tetangga yaitu Desa Sumber Agung masih dapat signal atau jaringan bersebelahan dengan Desa Mulia Jaya. Kalau kesana dekat saja, lari-lari juga bisa. Jaraknya hanya sekitar 300 meter. Tapi kalau sudah malam, terpaksa kita naik motor juga karena malam tidak ada penerangan di jalan. Penarikan satuan sudah dilakukan hari ini dan kembali ke masing-masing kesatuan,” pungkas Danton I Kiperna Unit 725 Woroagi itu.

Ridwan pun tidak menampik apabila semangat para prajurit menjalankan tugas kemanuggalan tidak terlepas dari instruksi Mayjen TNI Andi Sumangeruka yang sebelumnya menjabat Pangdam XIV Hasanuddin.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version