BUDAYAKOLAKA

Hasmito Dachlan Resmi Dikukuhkan Jadi Raja Bokeo Mekongga XXI, Pemkab Kolaka Siap Dukung Pelestarian Budaya

1002

KOLAKA, MEDIAKENDARI.com – Suasana khidmat dan penuh makna menyelimuti prosesi pengukuhan Raja Bokeo Mekongga ke-XXI, YM. Hasmito Dachlan, yang digelar di Kabupaten Kolaka. Acara adat tersebut menjadi momentum penting dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya serta memperkuat identitas masyarakat Mekongga di Bumi Mekongga, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Hadir dalam kegiatan itu unsur Pemerintah Kabupaten Kolaka, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta perwakilan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN). Pengukuhan ini tidak hanya menjadi seremoni adat, tetapi juga simbol keberlanjutan kepemimpinan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun di Kerajaan Mekongga.

Wakil Bupati Kolaka, H. Husmaluddin, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan harapan besar terhadap kepemimpinan Raja Hasmito Dachlan. Ia menegaskan bahwa pengukuhan ini diharapkan menjadi momentum memperkuat silaturahmi dan persatuan masyarakat Kolaka yang sangat majemuk.

“Sebagai pemerintah daerah, kami sangat berharap bahwa dengan pengukuhan Bokeo Mekongga ke-21 hari ini, kedepannya bokeo ini akan selalu menjadi orang tua kita, khususnya di jazirah Mekongga, untuk selalu mengayomi masyarakat karena di Kabupaten Kolaka masyarakatnya majemuk, ada beberapa macam suku, ras, dan agama. Tentu ini harapan kita semua bahwa Raja Bokeo dapat mempersatukan semua suku yang ada di Kabupaten Kolaka,” ungkapnya.

Menurut Husmaluddin, kehadiran Raja Bokeo Mekongga tidak hanya memiliki makna simbolik, tetapi juga strategis dalam memperkuat tatanan sosial dan nilai-nilai kearifan lokal di tengah perkembangan zaman. Ia juga menilai sosok YM. Hasmito Dachlan memiliki pengalaman yang luas dalam pemerintahan, yang menjadi modal penting dalam memimpin kerajaan dan menghidupkan kembali semangat budaya lokal.

“Yah harapan kita dengan pengukuhan hari ini, kan kebetulan Raja Bokeo Mekongga, Bapak Hasmito Dahlan ini, beliau ini basic-nya, selain dari camat dan pernah pensiun di kepala dinas. Tentu harapan untuk melestarikan budaya di Kabupaten Kolaka itu sangat besar dan insyaallah Pemda akan selalu mensupport kegiatan yang ada di Kabupaten Kolaka khususnya di Kerajaan Mekongga,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wakil Bupati Kolaka itu juga mengungkapkan bahwa dirinya turut dipercaya sebagai pengurus DPD Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) di Sulawesi Tenggara. Dalam kapasitas tersebut, ia berkomitmen untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah adat Mekongga, agar kebudayaan Kolaka dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas.

“Kebetulan saya juga ditunjuk sebagai DPD Majelis Adat Kerajaan Nusantara. Tentu harapan kita, kami akan selalu bersinergi dengan pemerintah Kerajaan Mekongga untuk selalu melestarikan budaya yang ada di Kabupaten Kolaka,” tuturnya.

Husmaluddin juga menjelaskan bahwa keberadaan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) memiliki peran penting sebagai jembatan antara kegiatan adat di daerah dengan pengakuan dan pengembangan budaya di tingkat nasional. Melalui lembaga tersebut, budaya Mekongga diharapkan dapat terus diperkenalkan hingga ke tingkat nasional bahkan internasional.

“Karena tujuan dari Majelis Kerajaan Nusantara ini adalah untuk menyambung kegiatan yang ada di daerah, untuk memfasilitasi budaya-budaya Mekongga di kancah nasional melalui Majelis Kerajaan Nusantara itu,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa setiap langkah pelestarian budaya harus dilakukan dengan perencanaan matang melalui musyawarah dan koordinasi antara semua pihak yang berkaitan.

“Kalau program kerja itu sudah kita rapatkan dalam musyawarah daerah, tentu ada program tahunan, bulanan, dan yang paling terpenting itu kami selalu berkoordinasi dengan Bokeo Mekongga bagaimana caranya menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Kolaka, itu tujuan utama kami. Saya berharap, melalui pengukuhan ini mari kita berpadu satu untuk mempererat tali silaturahmi kita sebagai masyarakat yang ada di Kabupaten Kolaka,” pungkasnya.

Sementara itu, Raja Bokeo Mekongga XXI, YM. Hasmito Dachlan, dalam sambutannya menegaskan bahwa tugas utama seorang raja bukanlah membuat visi dan misi seperti halnya kepala daerah, tetapi menjaga garis adat dan budaya yang telah diwariskan turun-temurun oleh leluhur.

“Kerajaan pasti memperbaiki adat budaya untuk membangun kesejahteraan masyarakat dan harus bersinergi dengan pemerintah. Raja tetap ada sebagai penyimbang, khususnya dalam membina adat budaya. Visi misi nda perlu, tidak ada visi misi, kalau visi misi bupati atau DPR. Raja bagaimana mau visi misi, sudah ada garis dalam silsilah, itu sudah ada garisnya apa yang harus dilakukan,” ungkap Raja Bokeo Mekongga.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Kerajaan Mekongga di bawah kepemimpinan YM. Hasmito Dachlan akan tetap memegang teguh nilai-nilai adat dan budaya sebagai panduan hidup masyarakat Mekongga.

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP MAKN, YM. Dra. Hj. Raden Ayu Yani Wage Sulistyowati S. Kuswodidjoyo, menilai pengukuhan Raja Hasmito Dachlan menjadi momentum bersejarah bagi pelestarian adat dan budaya di Sulawesi Tenggara, sekaligus memperkuat peran kerajaan-kerajaan di Nusantara dalam menjaga identitas bangsa.

“Sebagai warga organisasi MAKN, tempat bernaungnya para raja, dan salah satunya DK itu adalah Mekongga Kolaka, di kita itu berbasis kerajaan. Hari ini kita menyaksikan MAKN menyaksikan pengukuhan, penabalan, penobatan sebagai Raja Mekongga ke-21 yaitu Pangeran Hasmito. Harapan saya adalah ke depannya makin lagi menjaga adat, tradisi, budaya luhur, dan bersama pemerintahnya,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kerajaan merupakan pusat dari soko guru adat, tradisi, dan budaya bangsa yang sekaligus memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata sejarah dan pendidikan karakter.

“Karena kerajaan itu pusat daripada soko guru adat, tradisi, budaya, semuanya menjadi destinasi wisata sejarah. Semua ada di Kerajaan Mekongga. Jadi itu harapannya, maju bersama untuk persatuan dan kesatuan Mekongga dan Indonesia,” jelasnya.

Lebih jauh, Raden Ayu menjelaskan bahwa Kerajaan Mekongga merupakan salah satu dari 14 kerajaan di Sulawesi Tenggara yang aktif berpartisipasi dalam jaringan kerajaan Nusantara. Ia berharap sinergi seluruh kerajaan di Indonesia dapat menjadi kekuatan budaya yang menjaga nilai-nilai kebangsaan.

“Salah satu kerajaan di Sultra adalah Kerajaan Mekongga dari Kolaka, dan bersama teman-temannya juga dari 14 kerajaan di Sultra. Maka dari itu, harus bersama-sama menjadi satu kesatuan di dalam Bhineka Tunggal Ika, lalu di dalam ideologi Pancasila dan UUD 45, dan pastinya NKRI harga mati. Kerajaan Nusantara adalah penjaga adat tradisi budaya Nusantara. Di situlah soko durujati diru bangsa, maka kita akan menyongsong dengan pemerintah yang sah yaitu Indonesia emas 2045, mendukung,” pungkasnya.

Pengukuhan Raja Bokeo Mekongga ke-XXI ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kembali jati diri dan semangat kebersamaan masyarakat Kolaka. Dengan dukungan pemerintah daerah dan MAKN, Kerajaan Mekongga diharapkan terus menjadi benteng pelestarian adat dan budaya yang mengakar kuat di tanah Mekongga serta menjadi simbol persatuan dan kehormatan masyarakat Kolaka di masa mendatang.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version