Reporter: Kardin
Editor : Taya
KENDARI – Lembaga survei Parameter Strategi Indonesia (PSI) mempertanyakan hasil Quick Count yang dirilis The Haluoleo Institute (THI) di Kendari, pada Kamis malam (18/4/2019).
Direktur PSI, Basri Kajang menilai hasil hitung cepat THI menimbulkan banyak pertanyaan diantaranya terkait hasil Quick Count yang dilakukan sehari setelah pencoblosan dilaksanakan pada Rabu, 17 April 2019.
“Quick count dilakukan sehari setelah pencoblosan. Ada Apa? Dimana-mana, Quick Count itu maksimal tiga jam setelah TPS ditutup sudah bisa melahirkan hasil,” jelas Basri saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (19/4/2019).
Basri mengungkapkan, terdapat kesalahan dengan hasil Quick Count tersebut. Menurutnya, ada persentase dari salah satu partai politik yang melebihi angka 100 persen.
Baca Juga :
- Prestasi Pj Bupati Konawe Diakui Presiden Jokowi dan Mendagri, Kamis 25 April 2024, Harmin Ramba Terima Piagam Penghargaan di Balai Kota Surabaya
- Resmi Daftar di Tiga Partai, Kini Bachrun Labuta Bidik PKS
- Nuryadin Tombili Ajak Kader PAN Konawe Bersatu Menangkan Ardin Sebagai Bupati
- KPU Muna Buka Perekrutan PPK PIlkada 2024, Ini Jadwalnya
- Kantor Pertanahan Konut Turut Serta dalam Peluncuran GSRA, Siap Wujudkan Cita-cita Reformasi Agraria
- Sekda Sultra Terima Kunjungan Rombongan PKDN SESPIMTI Polri Dikreg ke-33
“Kita hitung saja persentase PAN. Fachri mendapat 76,1 persen, Arbab Paproeka 5,3 persen, Wa Ode Nur Zaenab 6,2 persen, Al Qadri 2,3 persen, Jaorana 2,5 persen dan Prof Djali 7,7 persen. Jika diakumulasi, persentase tersebut melebihi 100 persen yaitu 100,1 persen,”urainya.
Basri menjelaskan jika dari sisi angka tertinggi itu 100 persen, maka dipastikan tidak ada yang lebih tinggi dari angka 100 persen tersebut. Meskipun ada yang namanya rown up karena terlalu banyak angka dibelakang kemudian disederhanakan dari 5 desimal, 2 desimal atau 1 desimal.
“Memang itu bisa dikerjakan oleh mesin otomatis tapi tetap harus ada kontrol yang jeli bahwa total semuanya harus 100 persen. Saya melihatnya THI tidak jeli,” ujar alumni Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu.
Tak hanya itu, Basri juga mengomentari terkait hasil survei dikeluarkan THI pada Maret lalu yang mengunggulkan PDI Perjuangan dari parpol lainnya dengan angka 18 persen dan Hugua mendapat 14,2 persen.
“Hasil surveinya di Maret sangat melenceng dengan hasil Quick Count yang mereka keluarkan. Namun faktanya PDI Perjuangan berada di posisi ketiga dengan hanya mencapai 13,6 persen dan Golkar unggul di angka 16,4 persen serta Demokrat urutan kedua dengan angka 14,5 persen,” terangnya.
Diketahui, data hasil Quick Count THI yang masuk 84,08 persen. Quick count tersebut mengambil sampel 471 TPS dari 7.815 TPS di Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel menggunakan teknik Multistage Random Sampling dengan margin error 1 persen.(a)