NEWS

Heboh Dugaan Dokumen Kesehatan Palsu di Pelabuhan Sorong, Pelni, KKP dan UPP Baubau Biasa Saja

1052
Kepala Pelni Baubau, J.S Sitorus (Kiri) saat diwawancarai.

 

Penulis : Ardilan

BAUBAU – 26 penumpang asal Pelabuhan Murhum, Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) kedapatan memiliki administrasi kesehatan palsu yang digunakan sebagai kelengkapan perjalanan melalui jalur laut di pelabuhan Kota Sorong, Papua Barat. Kejadian itu membuat heboh jagat maya karena telah dimuat dalam salah satu media lokal di Kota Sorong.

26 penumpang itu ketahuan membawa surat keterangan vaksinasi Covid-19 dan hasil rapid anti gen palsu setelah diperiksa oleh petugas pelabuhan Kota Sorong. Dari keterangan yang diperoleh, 26 penumpang tersebut bisa lolos dari Pelabuhan Murhum karena dibantu oleh inisial A.

Namun kehebohan itu tampaknya tidak berpengaruh signifikan terhadap stacholder yang terdapat pelabuhan Murhum seperti Pelni cabang Baubau, kantor kesehatan wilayah pelabuhan Kendari-Baubau (KKP) serta kantor unit penyelenggara pelabuhan (UPP) Murhum. Ketiganya menanggapi secara biasa saja. Padahal dimasa pandemi Covid-19 ini administrasi kesehatan wajib dipenuhi oleh setiap penumpang yang hendak melakukan keberangkatan sebagai dokumen pelengkap selain tiket kapal.

“Kami sudah rapat dan kita dapatkan penyebabnya itu penjelasan pak Alias dari KKP (Kendari-Baubau) bahwa rapid anti gennya (26 penumpang di Pelabuhan Sorong) itu sudah di verifikasi oleh pihak KKP itu asli karena sudah distempel dan diparaf. Namun untuk vaksin itu palsu karena agak kesulitan verifikasi vaksin tahap pertama yang dilampirkan penumpang dan itu jadi kendala,” ungkap Kepala Pelni Baubau, J.S Sitorus kepada Mediakendari.com dikonfirmasi Rabu, 28 Juli 2021.

Atas kejadian ini, J.S Sitorus mengaku pihaknya meminta akses akun KKP Kendari-Baubau yang dikoordinatori oleh dr. Ricki agar Pelni Baubau juga dapat mendeteksi keakuratan rapid anti gen maupun sertifikat vaksin bagi penumpang yang hendak melakukan pemberangkatan dari Pelabuhan Murhum dengan melakukan scan barkode rapid anti gen calon penumpang kedepan.

“Dengan aplikasi peduli lindungi itu kami juga sudah bisa mengecek apakah vaksinnya atau rapid anti gennya itu asli atau tidak terhitung untuk hari ini,” ujarnya.

J.S Sitorus mengatakan berdasarkan informasi dari Kepolisian, inisial A telah diamankan oleh aparat. Pihaknya tinggal menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.

“Yang bersangkutan (inisial A) sudah diamankan. Nanti selebihnya tinggal kita tunggu informasi dari kepolisian siapa-siapa yang terlibat pada saat pembuatan dokumen kesehatan palsu ini,” katanya.

Sementara itu, Staf KKP Wilayah Kendari-Baubau, Alias mengatakan pihaknya berkeyakinan dokumen kesehatan 26 penumpang dimaksud saat diperiksa sewaktu di Pelabuhan Murhum dinyatakan lengkap.

Alias menjelaskan saat itu pihaknya sudah melakukan scan barkode rapid anti gen dan oleh sistem terbaca dokumen kesehatan 26 penumpang itu dinyatakan sah sehingga ia merasa pihaknya tidak lalai seperti tudingan yang beredar.

Terkait sertifikat vaksinasi yang diduga palsu itu, Aliyas mengaku saat itu pihaknya melibatkan Pelni Baubau untuk ikut melakukan pemeriksaan. Sebab, ia berdalih sertifikat vaksinasi dapat diakses semua pihak untuk menunjukan asli atau tidaknya sertifikat vaksin tersebut.

Ditanya soal dokumen kesehatan 26 penumpang tersebut palsu oleh petugas Pelabuhan Sorong, Aliyas tidak memberikan jawaban jelas.

“Saya tidak bisa jawab kalau yang itu. Mungkin di sana mekanismenya lain. Apakah ada cara lain mereka membuktikan palsu atau tidak. Saya belum liat sampai sekarang ini (Dokumen kesehatan 26 penumpang) karena itu di kepolisian semua. Kami serahkan nanti kepolisian yang laporkan hasilnya seperti apa,” tandasnya.

Sedangkan Pelaksana Harian Kepala KUPP Murhum, Egam menambahkan selaku regulator pihaknya langsung memanggil KKP selaku teknis yang mengetahui terkait dokumen kesehatan bagi calon penumpang di Pelabuhan Murhum untuk mengetahui persoalan 26 penumpang itu dan mencarikan solusinya.

“Kita akan lebih memperketat lagi. Saya akan meminta tim dari KKP dan tim gugus tugas Covid-19 untuk melakukan pemeriksaan lebih ketat lagi untuk penumpang yang turun. Menyangkut oknumnya bukan urusan kami, apapun hasilnya itu urusan polisi,” tegas Kasubag TU UPP Murhum itu.

Disisi lain, Kapolres Baubau, AKBP Zainal Rio Chandra Tangkari menerangkan pihaknya telah mengamankan inisial A untuk dimintai keterangan terkait dugaan dokumen kesehatan palsu dimaksud.

“Saat ini kita sudah amankan di satreskrim untuk kita gali lebih dalam. Kita lakukan upaya penyelidikan bagaimana proses ini terjadi dan rangkaian-rangkaian peristiwa atau pun perbuatan melawan hukum ini,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version