NEWS

Hotel Bintang Nes Inn Butuhkan Stimulus Pemkab Muna Tingkatkan PAD

3250
Owner Hotel Nes Inn, Ahmad Basri (Kiri) dan anggota DPRD Muna, Andi Sapri (Kanan).

MUNA – Program stimulus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna tentunya menjadi hal paling dibutuhkan oleh para pelaku usaha, salah satunya pada industri perhotelan agar mampu bertahan dan menggenjot peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Sebab, industri perhotelan yang ada di Muna cukup berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sekaligus sebagai sarana penunjang pada sektor pariwisata.

Hal itu dibuktikan dengan hunian kamar yang dibuat senyaman mungkin yang menjadikan pilihan utama para wisatawan baik lokal maupun mancanegara sebagai tempat peristirahatan saat memilih liburan di Bumi Sowite.

Seperti halnya kehadiran hotel nes inn yang menawarkan konsep stay and event metting, meski terbilang baru namun satu satunya hotel dengan klasifikasi bintang dua di Kabupaten Muna saat ini.

Lokasinya pun yang berada di Kota Raha (jalan Paelangkuta) menjadikan hotel tersebut cukup strategis karena mudah untuk dijangkau.

Hotel nes inn diketahui memiliki design tiga lantai berkapasitas 20 kamar terdiri dari 6 kamar standar, 4 kamar superior, 8 kamar deluxe dan 2 kamar VIP atau suite room dengan luas kamar masing-masing 22 meter², dilengkapi fasilitas ac, tv, kulkas, telepon dan kamar mandi, ditunjang dengan ruang tunggu (lobby room) dan ruang rapat (metting room) yang representatif.

Owner hotel Nes Inn, Ahmad Basri mengatakan bangunan hotel yang dihadirkannya sudah bernuansa klas bintang dengan hunian kamar ideal serta ruang rapat berkapasitas 100 orang yang cukup representatif untuk dijadikan tempat pertemuan rapat maupun hajatan pernikahan.

Basri berharap kepada Pemkab Muna dapat mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap para pelaku usaha, paling tidak jenis kegiatan rapat maupun pertemuan lainnya tidak lagi dilaksanakan diluar daerah.

“Jika kebijakan itu ada, pemerintah tidak lagi harus gelar pertemuan diluar daerah paling tidak dapat menstimulus para pelaku usaha yang lain bahkan kita juga bisa datang peserta dari luar misalnya dari Mubar, Buteng, Bau Bau atau kendari,” kata Basri pada MediaKendari.Com, Rabu 10 November 2021.

Dicontohkannya, seperti saat organisasi perangkat daerah (OPD) laksanakan rapat diluar daerah yang habiskan anggaran sampai ratusan juta. Jika nilai itu hanya beredar di Muna maka bukan saja menghidupkan para pelaku usaha lain melainkan turut menggenjot peningkatan PAD.

“Bukan untuk memonopoli tapi jika dukungan pemerintah itu ada maka akan meningkatkan PAD misalnya pendapatan hotel bisa sampai 700 juta tentu 10 persen atau 70 juta menjadi PAD, jadi bisa dibayangkan para pelaku usaha lokal lainnya akan memiliki semangat membangun yang sama atau lebih besar karena ada parameter pertumbuhan,” terang Basri penuh optimis.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi III DPRD Muna, Andi Sapri mengapresiasi hadirnya hotel nes inn yang bertaraf bintang karena selain dapat menikmat kenyamanan fasilitasnya juga dapat membatu daerah dalam menggenjot peningkatan PAD.

“Saya kira pemkab muna harus memberikan dukungan terhadap nes inn untuk perkembangan usaha selaku investasi lokal karena saat ini fasilitas yang dimiliki tidak jauh beda dengan hotel berbintang yang ada di ibukota provinsi,” ungkapnya.

Olehnya itu Andi Sapri meminta agar Pemkab Muna segera mengeluarkan kebijakan agar setiap kegiatan rapat maupun pelatihan yang menggunakan jasa fasilitas perhotelan tidak lagi harus dilaksanakan di luar daerah.

“Salah satu pendapatan besarnya PAD dari hasil pajak retribusi pelaku usaha jadi sebenarnya sudah tidak ada alasan laksanakan kegiatan diluar daerah yang menggunakan jasa perhotelan,” harapnya.

Diketahui fasilitas hunian kamar hotel nes inn yang bernuansa klas bintang itu untuk permalam dibandrol mulai Rp. 385 ribu – 650 ribu+free pas.

 

Penulis : Arto Rasyid

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version