Reporter: Hasrun
Editor: Sardin.D
BOMBANA – Ratusan masyarakat Kecamatan Poleang, mendatangi kantor Bupati Bombana. Massa dari kalangan pemuda, kaum bapak dan ibu – ibu ini tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pesisir (AMP) meminta bupati membatalkan izin reklamasi Pulau Basa. Letak pulau itu berada di Kelurahan Kasabolo, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dari pantauan Mediakendari.com ratusan massa AMP itu datang di Ibu Kota Bombana menggunakan mobil pickup dan truk. Jarak yang di tempuh dari Poleang menuju kantor bupati kurang lebih 2 jam. Satu mobil pickup warna hitam sebagai mobil komando. Pakai sound sistem, mereka berorasi meminta bupati agar tidak memberikan izin reklamasi Pulau Basa. “Tolak – tolak, tolak reklamasi. Teriak ibu – ibu dari atas mobil,”.
“Pemanfaatan pulau – pulau kecil untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan investor itu saja permintaan kami,” kata salah satu orator di depan kantor bupati Bombana.
Di depan kantor bupati puluhan petugas kepolisian bersiaga. Di luar pagar ada brigade polisi berpakaian dinas lapangan (PDL). Di dalam pagar juga berberis polisi lengkap dengan tameng dan pentungannya. Sedang satu unit mobil Water Canon dan mobil pemadam kebakaran berada di belakang barisan polisi.
“Kita sudah datang aksi pertama. Dua kalimi kita turun aksi, namun bupati tidak mau menemui masyarakatnya,” kata sang orator.
Pulau Basa rencananya akan dijadikan tempat wisata oleh perusahaan pengembang. Dari penjelasan orator aksi, kurang lebih 750 hektar wilayah di Pulau Basa akan direklamasi. Sehingga akan berdampak pada kehidupan nelayan di wilayah tersebut. Sebab, wilayah Pulau Basa tempat tangkapan ikan nelayan di wilayah itu.
“Kami minta cabut izin reklamasi. Kebijakan itu, baik untuk dia (bupati) tidak baik untuk kami. Enak untuk dia, tidak enak untuk kami,” kata sang orator lagi.
Beberapa menit menyampaikan aspirasi, Sekretaris Daerah (Sekda) Bombana, Man Arfa menemui massa aksi. Negosiator aksi melakukan negosiasi namun tak ada titik temu, sebab massa AMP ingin bertemu Bupati dengan Bombana, H Tafdil.
“Matahari panas menyengat di kulit. Orator menyatukan barisan yang mancair. Rapatkan barisan kawan – kawan,” kata orator menyatukan barisan.
Tak di temui oleh bupati, massa AMP mencoba menorobos masuk ke dalam pagar kantor bupati. Situasi memanas, saling dorong terjadi. Saling kejar – kejaran sempat mewarnai demonstrasi siang tadi. Beruntung pimpinan polisi dan jenderal aksi berhasil memenangkan suasana.
Hingga berita ini dipublis, massa AMP masih berada di depan kantor Bupati Bombana.