NEWS

Ikut Lomba di Kendari dengan Biaya Sendiri, Siswa SMA Negeri 1 Raha Pulang Raih Juara

2858
Zanjabila dan Muhammad Jouhar Syah usai meraih juara II dalam lomba LCT.

KENDARI – Siswa SMA Negeri 1 Raha Kabupaten Muna, Zanjabila dan Muhammad Jouhar Syah mengikuti Lomba cepat tepat (LCT) fisika yang diadakan oleh Himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) fisika Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (Fmipa) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan biaya sendiri.

Kedua murid itu tidak mendapat bantuan dari sekolah yang diwakili. Beruntung, keduanya berhasil menorehkan prestasi yang cukup membanggakan dengan meraih juara II dalam lomba tersebut.

“Saya tidak tau pasti juga alasannya. Mungkin barang kali dikasihnya nanti setelah anak-anak ini sudah pulang ke Raha. Yang mendampingi mereka ke sini, saya sendiri,” ungkap Nur selaku orang tua yang mendampingi Zanjabila dan Jouhar, Kamis 11 November 2021.

Nur bercerita dirinya harus merogoh kocek pribadi mulai dari biaya transportasi kapal hingga uang makan.

Terkait tidak adanya pendampingan dari pihak SMA 1 Raha, Nur mengaku tidak mempersoalkan hal tersebut. Baginya, selama SMA 1 Raha telah membuat muridnya mampu bersaing dengan murid dari sekolah lain, baginya itu sudah cukup.

“Yang utama adalah anaknya bisa mendapatkan juara dilomba itu, sehingga bisa membuat bangga orang tua dan dapat mengharum nama sekolah dengan menunjukan bahwa tidak selamanya sekolah online tidak membuat anak menjadi bodoh dan kualitas belajarnya menurun,” tuturnya.

Nur mengatakan Zanjabila dan Muhammad Jouhar Syah meraih juara kedua setelah melewati babak semi final melawan 17 Sekolah se-Sultra. Kedua memperoleh total poin 800 difinal dan harus mengakui sekolah MAN lnsan cendikia Kota Kendari dengan poin 850. “Selisih poin hanya 50,” ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Jouhan syah menjelaskan Perlombaan LCT masing-masing sekolah memiliki satu tim beranggotakan dua orang. Perlombaan tersebut berlangsung secara online selama dua hari mulai dari 09 sampai 10 November 2021.

“Alhamdulillah perjuangan kita selama ini belajar, kursus sampai jam 12 malam bisa terbayarkan hingga membuahkan hasil walau hanya juara 2. Tapi setidaknya kita sangat bersyukur karena perjuangan kita tidak sia-sia,” katanya.

Ia berharap kedepan kegiatan ini nantinya bisa diselenggarakan lagi untuk melahirkan bibit-bibit ungul generasi penerus bangsa dan.

“Soalnya kalau secara offline begini banyak bisa banyak ruang untuk melakukan kecurangan seperti kemarin ada siswa yang sedang ikut lomba kedapatan sedang dibisik-bisik sama gurunya untuk menjawab,” pungkasnya.

Penulis : Muhammad Ismail
Editor : Ardilan

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version