NEWSOpini

Indonesia Timur: Sentrum Nikel Nasional

1939

Oleh : Rofingatun – Teknik Metalurgi ITB

Akhir-akhir ini industri nikel ramai sekali diperbincangkan publik karena semakin tingginya tren pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik di dunia. Nikel sebagai salah satu komponen penting dalam baterai kendaraan listrik meningkat permintaannya hingga 3,04 juta ton pada tahun 2022 yang sebelumnya sebesar 2,77 juta ton pada tahun 2021.

Fenomena ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara strategis yang dipandang dunia. Indonesia terkenal dengan komoditas nikel terbesar di dunia, baik dari sisi produksi maupun sumber dayanya. Pada akhir tahun 2021, tercatat bahwa Indonesia telah memproduksi nikel sebesar 1.000.000 ton. Total sumber daya nikel Indonesia per tahun 2020 mencapai 143 juta ton nikel dengan persebarannya secara umum dominan berada di Indonesia bagian timur. Secara jenis, nikel yang berada di Indonesia bagian timur ini adalah tipe nikel laterit. Tipe ini dapat diolah, baik menggunakan teknologi pirometalurgi yang umumnya menghasilkan feronikel dan NPI maupun hidrometalurgi yang menghasilkan MHP.

Baca Juga : Sejumlah Pedagang Pasar Wameo Mengeluh Tidak Terima Bantuan Uang Tunai dari Jokowi

Sentrum nikel yang dominan terpusat dan tersebar di Indonesia bagian timur bukanlah tanpa alasan. Disana bijih nikel tipe laterit terbentuk dari proses pelapukan secara mekanik dan kimiawi yang berkepanjangan dari batuan dasar ultramafik berupa peridotit sebagai pembawa unsur nikel dan umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis, seperti New Caledonia, Australia, Filipina, dan Indonesia.

Pembentukan endapan nikel laterit berasal dari batuan peridotit yang mengalami proses pelapukan secara terus-menerus, sehingga menghasilkan mineral-mineral baru. Pada profil lapisan bijih nikel laterit, semakin ke bawah/dasar, kandungan nikel, magnesium dan beberapa unsur lainnya semakin tinggi.

Baca Juga : Misi Pengamanan di Papua Sukses, Personil Satuan Brimob Polda Sultra Pulang Selamat

Mengacu pada formasi batuan di Indonesia, endapan nikel laterit sebagian besar terbentang di wilayah Indonesia Timur, mulai dari Pulau Sulawesi, Provinsi Maluku Utara, dan Pulau Papua dengan sebagian kecil ada di Provinsi Maluku dan Pulau Kalimantan.

Beberapa wilayah terbesar penghasil nikel di Indonesia dengan contoh perusahaan pengelolanya adalah sebagai berikut.

● Sulawesi Tenggara​: PT Antam UBPN, PT Macika Mada Madana (MMM),

PT Gema Kreasi Perdana (GKP)

● Maluku Utara​​: PT Trimegah Bangun Persada (TBP),

PT Gane Permai Sentosa (GPS), PT Megah Surya Pertiwi (MSP)

● Sulawesi Tengah​: PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP),

PT Sulawesi Mining Investment

● Sulawesi Selatan​: PT Vale Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama (Cerindo)

 

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version