NEWS

Intip Usaha Ikan Teri Telayan Pulau Katela Muna Barat, Bisa Menghasilkan Jutaan Rupiah Perharinya 

1357
×

Intip Usaha Ikan Teri Telayan Pulau Katela Muna Barat, Bisa Menghasilkan Jutaan Rupiah Perharinya 

Sebarkan artikel ini

MUNA BARAT – Pulau Katela di Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra) dikenal sebagai sumber penghasil ikan teri terbesar dan berkualitas di daerah itu. Mayoritas penduduknya memilih produksi ikan teri karena hasil ekonomi yang terbilang menjanjikan.

Salah satu nelayan di pulau Katela, Wa Ode Nur Jannuh mengatakan hasil yang didapat masyarakat dari penjualan ikan teri perharinya bisa mencapai Rp 1 juta.

Ia mengakui pekerjaan nelayan lebih menguntung. Jannuh menyebut, penghasilan nelayan akan meningkat hingga Rp10 juta perhari di musim tertentu.

“Tergantung rezeki, biasanya satu hari itu kita dapatkan Rp 1 juta dan kalau tiba musimnya juga bisa sampai 10 juta perharinya,” ucap Jannuh saat ditemui Selasa, 05 April 2022.

Ia menerangkan apabila sedang musim barat, para nelayan bisa membawa pulang satu kapal (perahu) penuh ikan teri. Agar berkualitas, kata Jannuh, ikan teri itu akan diolah melalui dua tahapan yaitu penjemuran dan pemilihan. Prosesnya berlangsung dalam kurun waktu satu sampai dua hari tergantung cuaca dan ukuran ikan.

“Hasil tanggapan ikan pada malam hari akan di bawah pulang lalu di jemur. Ikan akan dijemur seharian penuh diatas tempat yang telah disediakan. Biasanya kalau ikan teri yang ukurannya besar itu bisa satu hari dan kalau ikan teri halus hanya setengah hari tapi tergantung cuaca,” tuturnya.

Ia menjelaskan ikan yang telah dijemur selanjutnya akan dipilih sesuai ukurannya. Ikan teri ukuran besar di bandrol Rp 90 ribu perkilogram. Sedangkan ikan teri halus harganya Rp 110 perkilonya. Tapi harga itu akan turun kalau ikannya sempat diguyur hujan karena kualitasnya menurun.

“Para nelayan di pulau Katela tidak pusing lagi cari pembeli tapi pembeli sendiri yang datang. Kemudian yang datang juga dari berbagai daerah seperti Kendari,” ujarnya.

 

Penulis : wa Irna

You cannot copy content of this page