KOLAKA TIMURSULTRA

Jadikan Koltim Lumbung Pangan Terbesar, Bupati dan BI Buka Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

1243
Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik yang dibuka langsung oleh Bupati Koltim, Tony Herbiansyah, bersama Pimpinan Bank Indonesia (BI) Minot Purwahono, di Pondok Pesantren Fastuliqul Khairat, Desa Pole Maju Jaya, Kecamatan Poli-Polia, Rabu (23/1/2019). (Foto : Jaspin/Mediakendari.com)

Reporter : Jaspin
Editor : Indi

TIRAWUTA – Visi misi Bupati Kolaka Timur, H Tony Herbiansyah bersama Wakil Bupati Hj Andi Merya Nur, yakni mewujudkan Koltim sebagai daerah agrobisnis yang mampu berdaya saing dikancah internasional melalui bidang pertanian, peternakan, perkebunan, serta sektor-sektor lainya.

Untuk mewujudkan Koltim sebagai lumbung pangan terbesar, Bupati Koltim, Tony Herbiansyah bersama Bank Indonesia (BI) di bawah pimpinan Minot Purwahono, membuka pelatihan pertanian organik terintegrasi peternakan dengan metode MA 11 dan peningkatan akses keuangan bagi petani dan santri di pondok pesantren Fastuliqul Khairat Desa Pole Maju Jaya, Kecamatan Poli-polia, Kolaka Timur.

Tony Herbiansyah mengatakan, pupuk organik sangat dibutuhkan petani, sebab di Koltim 97 persen adalah Petani. Tentunya kebutuhan akan pupuk cukup sangat besar. Apalagi diketahui selama ini keluhan petani adalah ketersedian pupuk yang kurang, sehingga alternatifnya pupuk organik cukup baik untuk mengantisipasi kekurangan pupuk.

“Kebutuhan pupuk memang menjadi kebutuhan utama bagi petani. Apalagi dengan adanya pupuk organik tentunya sangat diharapkan oleh petani. Sehingga petani tidak lagi menggunakan pupuk non organik. Selain itu tanaman yang mengunakan pupuk organik akan lebih sehat dibandingkan yang menggunakan pestisida. Jadi melalui pelatihan ini, saya harapkan agar para peserta dapat benar-benar serius mengikuti serta mencermati materi apa yang diberikan. Sehingga dapat dikembangkan,” ucap Tony.

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Sultra, Minot Purwahono, juga mengungkapkan Koltim kedepannya bisa menjadi pusat produksi pupuk organik, sebab potensi wilayah Koltim sangat strategis guna mengembangkan pupuk organik. Apalagi dukungan Pemda Koltim dalam mengembangkan wilayahnya di sektor pertanian dan perkebunan cukup tinggi.

“Salah satu pemikiran kami, bagaimana Bank Indonesia bisa memberikan kontribusi dan bekerja sama dengan Pemda Koltim untuk sama-sama kita bangun Koltim dan mewujudkannya visi-misi Pemda Koltim dibidang pertanian. Dan melalu program pelatihan ini saya yakin Koltim akan menjadi sentra produksi pupuk organik,” ungkapnya.

Apalagi, Bank Indonesia bersama Pemda Koltim telah berhasil mengembangkan dan membangun wadah pembuatan pupuk organik dengan melibatkan para petani.

“Tahun kemarin di Desa Aere kita sudah kembangkan dan melatih para petani untuk membuat pupuk organik dan hasilnya cukup memuaskan, sebab petani sudah bisa membuat pupuk organik dalam bentuk pupuk cair maupun pupuk padat. Dan pada awal tahun kemarin sudah diproduksi dan telah disalurkan diseluruh wilayah Koltim,” bebernya.

Menurutnya, bahan dalam membuat sangat mudah ditemukan, sebab berada disekitar kita. Selain itu harga pupuk organik lebih murah.

“Pupuk organik ini semua bahannya ada disekitar kita mulai dari kelapa, pisang, jerami, daun gamal, kulit kakao dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam mengolahnya harus kita menggunakan alat teknologi yang moderen agar hasilnya bisa langsung digunakan tanpa harus menunggu berhari-hari, ” jelasnya. (b)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version