NEWS

Kadikbud Sultra: Ciptakan Unsur Kebersamaan Dalam Keberagaman Budaya

725
Tampak suasana pelaksanaan FGD

KENDARI – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mengatakan pihaknya harus menciptakan unsur kebersamaan walaupun berada kultur masyarakat yang memiliki keberagaman budaya.

“Keragaman itu kita harus akui namun tidak mencari perbedaan tapi bagaimana menciptakan unsur kebersamaan dibungkus dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” berbeda tetap satu juadan falsafah Pancasila,” kata Asru Lio diacara Forum Grup Diskusi (FGD) pendekatan kebudayaan.

Ia mengatakan kegiatan FGD kali ini merupakan yang keenam kalinya digelar yang sebelumnya sukses dilaksanakan Kabupaten Bombana, Buton, Muna, Konawe dan Kolaka. Kegiatan tersebut dimaksud sebagai langkah pendekatan budaya dari berbagai etnis.

Hal senada dikatakan perwakilan Universitas Halu Oleo, La Niampe. Menurutnya, keberagaman itu perlu dilestarikan dengan tidak menonjolkan entitas suku yang ada. Namun sebagai aset kebudayaan nasional. Kegiatan ini juga didukung oleh Dirjen Kebudayaan Dan nantinya akan dilaksanakan FGD selanjutnya.

“Sebelum finalisasi peluncuran buku tersebut diluncurkan. Dimana hasilnya akan diproduksi dan dibagi ke pihak sekolah-sekolah secara gratis khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas(SLTA) dan sederajat. Adapun mengenai dengan jumlah buku yang diterbitkan  dan mengenai finansial, kita serahkan ke Pemerintah Propinsi,” terangnya.

Adapun point dari hasil diskusi kegiatan FGD ini, yakni mempertahankan nilai. Cara itu dapat berbeda tapi nilai keberagaman itu tetap dipertahankan. Tidak menonjolkan entitas etnik untuk menghindari gesekan. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

Sikap toleransi dan saling menghormati terhadap etnis yang ada karena yang dapat melestarikan budaya etnis tersebut, tidak terlepas dari etnis itu sendiri. Tidak menggunakan redaksi kalimat Etnis besar dan etnis kecil, tapi menggunakan istilah keberagaman etnis

Mengenai judul buku yang akan diluncurkan itu nanti disesuaikan dengan tulisan buku itu sendiri. Karena kata merawat keberagaman itu apanya yang dirawat, dan apakah sebelumnya rusak sehingga perlu dirawat.

 

Penulis : Sardin.D

 

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version