NEWS

Kadis Kominfo Sultra Menjadi Pemateri Diskusi Peran Generasi Muda untuk Pemilu 2024

1019

KENDARI,MEDIAKENDARI.COM – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara (Kadis Kominfo Sultra), Ridwan Badallah, menjadi Narasumber pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan Tema “Peran generasi muda dalam mensukseskan pemilu 2024 di Sultra” yang diselenggarakan oleh Polda Sultra yang bertempat di Hotel Kubah 9 Kendari, Senin, 10 Juli 2023)

Ridwan Badallah mengatakan peran serta Generasi Muda dalam Pencegahan Penyebaran Berita Hoaks di Media Sosial untuk Mensukseskan Pemilu 2024, bahwa kami di Kominfo sebuah Portal ini memberikan sebuah berita-berita selain pemerintah Provinsi dan juga memberikan informasi yang positif untuk masyarakat.

“Kami juga mempunyai ruang digital Facebook PPID Utama Sultra menyajikan rilis mengenai giat-giat jajaran Pemprov Sultra, selain itu Kominfo menyajikan Sultra English, pemerintahan yang berbasis English yang kita harapkan bahwa media sosial orang-orang luar tidak bisa menerjemahkan bahasa Indonesia bisa menggunakan Sultra English,” kata Ridwan.

Ia mengaku hoax merupakan pemberitaan palsu adalah memberikan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya, sehingga saluran penyebaran berita hoax yang terbanyak yaitu: Media Sosial sebesar 92,4%, Aplikasi Chatting sebesar 62,8%, Situs Web 39,9%, Televisi sebesar 8,7%, Media Cetak 5%, Email 3,1% dan Radio 1,2% sumber dari Mastel Tirto.id.

Ada delapan cara membedakan Hoax atau Bukan antara lain:
1. Pemilihan kata-kata janggal, seolah persuasif dan memaksa
2. Sumber berita kurang familiar
3. Desain laman yang aneh
4. Penggunaan huruf-huruf besar dan tanda seru
5. Tidak ada kejelasan informasi soal waktu
6. Berisikan opini seseorang dan bukan fakta
7. Domain situs dan URL tidak benar dan kerap menggunakan blog gratisan
8. Cek Google untuk mengetahui informasi hoax atau bukan

Sementara itu, Direktur Intelkam Polda Sultra, Kombes Pol Nanang Rudi Supriatna menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini lebih suka diskusi, sharing dari 4 (Empat) narasumber kita pada hari ini terdiri dari Ketua KPU, Ketua Bawaslu dan Ketua STIE 66, terkait permasalahan pemilu yang sekarang ini sudah berjalan tahapannya sekarang perbaikan daftar calon dan dalam waktu dekat ini sudah ada daftar pemilih tetap. Kita sudah sepakati bahwa negara kita ini dalam satuan Republik Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila dan akan berkembang.

“Saya akan menyampaikan beberapa hal khususnya faktor-faktor yang mungkin nanti akan mempengaruhi pada saat pelaksanaan Pemilu, kalau saya ada istilah dibagi dua yaitu : Pertama yang nanti kita akan laksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, akan memilih DPD, DPR-RI, termasuk dibawahnya Kabupaten/Kota dan Provinsi, dan Kedua tahap pemilihan kepala daerah Gubernur, Walikota dan  Bupati.Pemilihan tersebut bertujuan untuk memilih pimpinan, wakil rakyat dalam sistem demokrasi sehingga saya berharap kita semua bergandeng tangan, bersama-sama bagaimana kita bisa mensukseskan pelaksanaan pemilu tahun 2024,” kata Direktur Intelkam Polda Sultra.

“Kemarin saya bersama IPKP Polri dan IKP Bawaslu membuat pola untuk penentuan indeks kerawanan pemilu itu dari mabes melaksanakan kegiatan penelitian, kemudian saya ditingkat Polda secara detail melaksanakan penelitian sehingga kita tau persis tingkat kerawanan pemilu itu sejauh mana yaitu: ditingkat Kecamatan, Kabupaten, Desa, Polres, TPS dimana nantinya yang paling rawan, Kalau secara nasional pada saat ini Sultra termasuk pada level kurang rawan, Dan membuka secara resmi kegiatan FGD dilanjutkan dengan Paparan dari narasumber,” sambung Direktur Intelkam Polda Sultra.

Ketua KPU Sultra, Asril mengatakan pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota DPR, Presiden dan Wakil Presiden, untuk memilih anggota DPRD yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945.

“Untuk menjadi bagian dari pemilih muda yaitu Pertama pemilih milenial tergolong kedalam jenis pemilih rasional dan kritis, Kedua mahasiswa menjadi bagian dari pemilih muda dan diharapkan bisa menjadi agen perubahan serta agen pengawas, Ketiga mahasiswa harus selektif dalam melihat informasi yang menyebar di dunia termasuk media sosial dan Keempat mahasiswa sebagai pemilih haruslah menyalurkan suaranya sebagai salah satu bentuk apresiasi demokrasi,” kata Asril.

Ia menyebut, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 Prov. Sultra sebesar 1.867.931 Pemilih yang terdiri dari G. Milenial 654.484 pemilih sebesar 35,04%, Generasi Z 517.628 pemilih sebesar 27,71%, Generasi X 475.165 pemilih sebesar 25,44% dan Generasi Pre and Baby Boomers 229.654 Pemilih sebesar 11,81%.

Ketua Bawaslu Sultra, Iwan Rompo Banne menjelaskan ada tugas Bawaslu Provinsi ada 3 (Tiga) yaitu Pencegahan, Pengawasan dan Evaluasi. Untuk pengawasan partisipatif adalah tugas Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota dan Panwaslu Kecamatan yang diselenggarakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu atau pemilihan sehingga ada 6 kegiatan pengawasan partisipatif yaitu pojok 2 pengawasan, pendidikan pengawas partisipatif, forum warga pengawasan partisipatif, kerja sama dengan perguruan tinggi, kampung pengawasan partisipatif dan komunitas digital pengawasan partisipatif. (Adm).

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version