KENDARI – Kebakaran yang menghanguskan dua unit warung bekas stand pameran di area tugu persatuan eks MTQ Kendari disinyalir sengaja di bakar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Hal ini dikatakan Juru Bicara Sahabat Abdul Rahmtan Farisi (ARF) for AMAN, Sahrul. Menurutnya, dirinya menduga ada unsur politik dibalik terbakarnya dua unit warung itu. Sebab, peristiwa itu terjadi sehari setelah deklarasi Pemuda Ali Mazi-Lukman Abunawas (PAMAN)
“Apalagi deklarasi itu menyangkut sikap politik Radhan, putra gubernur Sultra Nur Alam yang mendukung AMAN,” ungkap Sahrul, Selasa (13/02/2018).
Lanjutnya, maka kuat dugaan kebakaran di tugu religi pada Minggu (11/02/ 2018) sekira pukul 16.15 Wita itu, dari ulah manusia yang diduga berseberangan dengan sikap politik Radhan. Selain itu, Sahrul menjelaskan, tugu MTQ juga menjadi simbol pembangunan Ali Mazi saat menjabat sebagai Gubernur Sultra 2003-2008 lalu.
“Ada yang ganjil dengan kebakaran itu, kalau dari hubungan arus pendek listrik pasti ketahuan darimana sumbernya begitu juga dengan ledakan kompor gas, pasti kedengaran. Tapi kan semua itu tidak ada,” ujar Sahrul yang juga Ketua Sahabat AMAN Sultra ini.
Sahrul meminta kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki penyebab kebakaran yang menghanguskan lapak pedagang kaki lima tersebut. Jika peristiwa ini benar-benar mengandung unsur politik maka polisi yang memiliki kewenangan untuk mengungkap dan menyelidiki siapa pelakunya.
“Seharusnya pihak pendukung atau tim calon sebelah, lebih elok menunjukkan kinerja merebut simpatik rakyat ketimbang melakukan hal-hal yang merugikan publik serta melawan hukum. Kan bisa lihat, Ali Mazi dan Lukman selalu menjadi sasaran fitnah oleh tim calon sebelah,” ketusnya.
Selain itu, lanjutnya, tim calon lain yang kerap melancarkan fitnah dan serangan terhadap pasangan dengan akronim AMAN ini juga menyoal tugu religius MTQ yang dibangun saat Ali Mazi menjadi gubernur. Bahkan ada salah satu calon yang mengatakan tugu MTQ adalah tugu yang sangat aneh.
Makanya dugaan kebakaran di area tugu MTQ tersebut, lanjut Sahrul, disinyalir ada unsur politiknya karena ada dasar kecurigaan yaitu pernyataan membangun tugu yang “aneh-aneh”. Pernyataan tersebut menurut Sahrul, sangat provokatif. Sahrul menghimbau dan meminta kepada seluruh masyarakat Sultra untuk tidak terprovokasi dengan keadaan tertentu.
Seharusnya, lanjut dia, momentum Pilgub ini menjadi ajang bagi rakyat untuk menentukan nasibnya lima tahun ke depan. Dirinya mengajak untuk memilih pemimpin yang baik, yang pro terhadap kepentingan rakyat. Jangan pilih pemimpin yang hanya memikirkan nasib keluarganya saja.
“Kan sekarang ini kita tau siapa calon gubernur seperti itu, anaknya jadi wali kota, ibunya jadi kepala dinas, paman dan sepupu lainnya juga pegang jabatan,” tutupnya.
Reporter: Erwinsyah SJ
Editor: Jubirman