KOLAKA

Kemenag Kolaka Tegaskan Tradisi Mosehe Wonua Bukan Syirik

303
×

Kemenag Kolaka Tegaskan Tradisi Mosehe Wonua Bukan Syirik

Sebarkan artikel ini
Ketua Dewan Adat Mekongga, Muhammad Jayadin berorasi dihadapan ratusan masa aksi damai di Halaman Kantor Kemenag Kolaka, Kamis 12 Maret 2020.

Reporter: Sulyamin

KOLAKA – Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Kolaka Abdul Aziz Baking menegaskan jika tradisi Mosehe Wonua yang laksanakan masyarakat etnis Tolaki sebagai tradisi pensucian, bukan termasuk syirik.

Hal itu ditegaskan Abdul Aziz Baking dihadapan ratusan masa aksi damai dari Dewan Adat Mekongga di Halaman Kantor Kemenag Kolaka, Kamis 12 Maret 2020.

“Semua kegiatan sudah sesuai dengan nilai-nilai agama tentu saya berpendapat bahwa mosehe adalah bentuk tassakuran artinya kita sudah aman tentram,” kata  Abdul Aziz Baking.

Pernyataan itu sendiri disampaikan merespon polemik atas pernyataan salah seorang pendakwah, yakni Musakkir di Kolaka yang menyebut tradisi Mosehe Wonua sebagai bentuk kesyirikan.

Meski demikian, kata Abdul Aziz Baking, pihaknya tidak memiliki kajian dan analisa terhadap tradisi ini untuk menentukan bahwa itu bentuk syirik akbar atau tidak. Pihaknya, masih menunggu fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang fatwa .

“Apa yang telah disampaikan Musakkir itu adalah kekeliruan karena tidak memahami arti Mosehe Wonua ini, untuk itu kami merekomendasikan persoalan ini silahkan di proses hukum baik hukum positif maupun hukum adat,” kata Abdul Aziz.

Sementara itu dalam orasinya, Ketua Dewan Adat Mekongga, Muhammad Jayadin meminta aparat kepolisian untuk segera memproses masalah ini sesuai hukum yang berlaku.

“Kami juga akan melakukan rapat adat mengundang semua tokoh adat yang ada di Kabupaten Kolaka untuk memberikan hukum adat apa yang nantinya akan di berikan kepada Musakkir,” kata Jayadin.

Di tempat berbeda, Bupati Kolaka, Ahmad Safei dihadapan masa aksi yang mendatangi Kantor Bupati Kolaka menjelaskan, dirinya menyesalkan terjadinya adanya pernyataan yang menimbulkan polemik tersebut.

“Kami sepakat bahwa Mosehe Wonua tidak bertentangan dengan agama. Kemarin juga Ketua MUI Kabupaten kolaka sudah menyampaikan itu bahkan menyampaikan dalil-dalilnya,” kata Ahmad Safei.

Menurutnya, sebagai bentuk dukungan atas pelaksanaan tradisi itu Pemerintah Kabupaten Kolaka bahkan telah menyediakan anggaran khusus untuk penyeleggaraan Mosehe Wonua.

“Pemerintah Kabupaten Kolaka menyediakan anggaran untuk penyelenggaraan Mosehe Wonua karena itu adalah tugas kita semua, untuk diatur waktunya di tahun 2020 ini,” ungkapnya.

You cannot copy content of this page