BAUBAUNEWS

Kepala Bandara Betoambari Sarankan Hal Ini ke Pemerintah untuk Turunkan Inflasi Tiket Pesawat

971
Kepala kantor UPBU Betoambari, Anas Labakara.

BAUBAU, Mediakendari.com – Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandara Udara (UPBU) Betoambari Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Anas Labakara menyarankan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra dan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau agar melakukan intervensi harga tiket pesawat rute Baubau-Makassar yang saat ini sangat mahal yakni Rp 1,9 juta yang menyebabkan inflasi meningkat di Kota Baubau.

Anas menyarankan pemerintah baik Pemprov Sultra maupun Pemkot Baubau agar mengintervensi harga tiket pesawat dengan format promosi pariwisata ketimbang melakukan subsidi harga tiket.

“Solusi paling mudah kami tawarkan dengan intervensi APBD (Anggaran pendapatan dan belanja daerah) Kota atau APBD Pemprov Sultra dengan format promosi pariwisata. Kalau format subsidi, kita berbenturan karena subsidi itu kecuali daerah terluar atau terpencil. Kemudian tidak ada rute komersil. Baubau ini sudah ada rute komersil dan bukan lagi daerah terpencil, jadi tidak boleh subsidi,” ucap Kepala Kantor UPBU Betoambari, Anas Labakara ditemui Selasa, 21 November 2023.

Ia menjelaskan penyebab harga tiket pesawat di daerah eks Kesultanan Buton itu mahal karena tiga hal yang sifatnya global. Pertama, nilai tukar dolar. Bila dolar meningkat maka meningkat pula harga tiket. Kedua, bahan bakar minyak (BBM) pesawat tidak disubsidi. Saat ini BBM pesawat terbang yakni avtur harganya Rp 19 ribu perliter. Ketiga, pajak impor suku cadang pesawat, tidak ada keringanan menutupi pajak tersebut.

“Harga tiket kalau dari bandara itu paling kecil. Kami tarik pemasukan dari operasional penerbangan per harga tiket itu Rp 20 ribu paling tinggi. Makanya harga tiket itu dengan tiga penentu utama itu naik karena kita dari Bandara tidak bisa mengendalikan itu,” ungkapnya.

Menurutnya, Pemprov Sultra atau Pemkot Baubau tidak perlu mengintervensi secara penuh harga tiket. Cukup membuat harganya turun diangka Rp 1 juta. Jika hal itu diberikan kepada 20 penumpang dengan satu kali percobaan terlebih dahulu untuk membangkitkan perputaran ekonomi, ia yakin inflasi tiker pesawat. Ia berharap solusi dari pihaknya bisa dikonsultasikan oleh tim ahli Pemprov Sultra maupun Pemkot Baubau.

“Ini tergantung pemerintah, kami bandara welcome. Kalau mau datangkan yang baru itu butuh waktu mulai dari mencari air line apa, lihat ketersediaan pesawat per area. Contoh kita daerah sulawesi, kita ke Makassar itu yang siap ATR 72 cuma Wings Air, yang lain tidak ada. Banyak yang dibicarakan kalau yang lain. Sekarang ini, kondisi air line yang lain tidak punya pesawat. Setelah Covid-19, semua pesawat ditarik karena banyak perusahaan penerbangan itu yang bermasalah dikeuangan. Siapa yang bertahan, faktanya cuma Wings Air di Sulawesi,” katanya.

Penulis : Ardilan

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version