KendariNEWSPemerintahan

Ketua TPID Sultra : Pj Gubernur Sultra Fokus Pengendalian Inflasi

711

KENDARI, Mediakendari.com – Ketua Harian Tim Pengendali Infalasi Daerah (TPID) Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mengungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto fokus pengendalian inflasi yang saat ini sangat tinggi angkanya di daerah itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra itu mengaku pihaknya intens melakukan rapat koordinasi hingga evaluasi terhadap pelaksanaan oleh instansi teknis bersama para pihak terkait. Terlebih Sultra dalam status tanggap darurat badai El Nino.

“Kenaikan inflasi ini selain dirasakan dampaknya baik itu melalui adanya kenaikan harga beberapa komoditas hingga kelangkaan jumlah, juga diungkapkan secara nyata oleh pemerintah, dalam rangka menggugah perhatian serta kepedulian kita bersama, baik itu pemerintah bersama pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat agar tidak panik dan tetap berbelanja skala prioritas, serta mampu memanfaatkan pekarangan kosong,” katanya.

Menurut hasil rapat bersama Pj Gubernur, inflasi yang terjadi saat ini juga tidak lepas dari kondisi cuaca ekstrem yakni adanya musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga Sultra ditetapkan status tanggap darurat terhadap badai El Nino.

“Perlu dipahami bahwa dalam rapat inflasi yang dipimpin oleh Pj Gubernur Sultra, dimana diantaranya dihadiri oleh Asisten II Pemprov Sultra, Bank Indonesia, Kepala Bappeda Sultra, Kadis Tanaman Pangan Sultra, Kadis Koperasi dan UKM Sulrta, Kadis KKP, Kabiro Ekonomi, Manajer Operasional Bulog, dan sejumlah pihak terkait lainnya mengungkapkan jika inflasi kita berada pada peringkat dua nasional sebesar 3,46 persen (yoy). Namun meskipun demikian, inflasi September masih berada di range 3 + 1 persen dan jauh di bawah inflasi bulan Desember 2022 sebesar 7,39 persen (yoy),” papar Jenderal ASN Provinsi Sultra ini.

Ia menerangkan komoditas penyumbang inflasi yakni beras, cabai merah, bawang merah, termasuk ikan-ikanan sebab meskipun ikan melimpah namun terkendala pada produksi es yang dikarenakan pemadaman bergilir karena kemampuan pembangkit listrik akibat kurangnya debit air pada aliran sungai.

“Dalam kesempatan rapat itu juga, Pj Gubernur Sultra menyampaikan adanya kenaikan harga elpiji di Sultra, yang disebabkan terlambatnya perpanjangan perizinkan SPBE Kolaka serta SPBE Konawe, yang mengalami kebakaran sehingga sangat mempengaruhi pasokan gas Liquefied Petroleum Gas (LPG,red) tabung 3 kg di wilayah kita,” katanya.

Sejauh ini, kata Asrun Lio, terlihat progres signifikan dalam penanganan masalah kenaikan inflasi di Sultra, dimana untuk cabai merah dan bawang merah sudah terkendali dengan limpahan hasil produksi dari SMA/SMK di Sultra yang  melakukan penanaman sebanyak 300 ribu dan telah panen.

“Sultra juga memiliki stok gabah yang cukup besar, namun stok tersebut telah diekspor ke daerah lain, namun diimpor kembali tentunya dengan adanya risiko peningkatan harga. Menyikapi hal ini, Pj Sultra akan membuat mekanisme pembelian langsung tetapi tidak menabrak aturan berlaku,” katanya.

Sedangkan untuk masalah gas elpiji, lanjut Asrun Lio, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pertamina guna menjaga supply elpiji di Sultra, sedangkan OPD bersama APH untuk bersama-sama melakukan pemantauan.  Dirinya mengapresiasi terhadap upaya PT Pertamina (persero) yang akan segera melakukan pengalihan supply dari SPBE lainnya dan melakukan monitoring di beberapa pangkalan yang tersebar di Kota Kendari, serta melakukan operasi pasar di beberapa kabupaten kota di Sultra, khususnya yang telah konversi.

“Pemerintah tidak tinggal diam terkait adanya kelangkaan gas elpiji 3 kg, sebab hal itu telah diprediksi bisa memicu kenaikan inflasi daerah. Untuk itu, pemerintah telah menyampaikan kepada pihak PT Pertamina (persero) untuk segera melakukan upaya strategis dalam mengatasi kondisi dimaksud. Kabar gembira juga, PT Pertamina (persero) telah menyampaikan bahwa kendala distribusi yang menyebabkan kelangkaan elpiji 3 kg telah teratasi, sehingga diharapkan beberapa hari kedepan, distribusi elpiji 3 kg di Kota Kendari dan beberapa daerah kabupaten lainnya, telah kembali normal. Untuk itu, diharapkan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan kondisi saat ini,” katanya.(RD)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version