KENDARIMETRO KOTAPEMERINTAHAN

Kolaborasi Forkopimda Diperkuat, Retret Eselon II Jadi Agenda Strategis Pemerintahan Sultra

246
Pelaksanaan Retret Eselon II yang digelar di Aula Asrama C BPSDM Sultra, Selasa (9/12/2025).

KENDARI, MEDIAKENDARI.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menegaskan komitmennya memperkuat tata kelola dan soliditas kepemimpinan daerah melalui pelaksanaan Retret Eselon II yang digelar di Aula Asrama C BPSDM Sultra, Selasa (9/12/2025).

Kegiatan yang diikuti 70 pejabat, mulai dari staf ahli, para asisten, kepala OPD lingkup Pemprov Sultra hingga Kepala Bappeda kabupaten/kota, ini menjadi agenda strategis dalam meningkatkan keselarasan dan kolaborasi Forkopimda.

Wakil Gubernur Sultra, Ir. Hugua, M.Ling., yang bertindak sebagai narasumber utama, menegaskan bahwa retret ini bukan sekadar forum rutin, melainkan sebuah ruang refleksi untuk membangun hubungan yang lebih harmonis dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Menurutnya, kolaborasi Forkopimda hanya dapat berjalan maksimal jika para pemimpinnya mampu memahami diri, memperbaiki pola komunikasi, dan membangun hubungan antarinstansi secara sehat.

“Retret ini kita dorong sebagai bagian dari penguatan kolaborasi Forkopimda. Kita tidak bicara lagi soal tupoksi, job, atau instruksi. Yang kita sentuh adalah hal paling mendasar, memahami diri dan membuka ruang dialog yang jujur,” ujar Hugua dalam arahannya.

Hugua menilai, efektivitas birokrasi sering terhambat bukan karena lemahnya regulasi, melainkan karena komunikasi antarpejabat dan antarlembaga yang masih dibatasi oleh sekat personal.

Melalui retret ini, ia berharap para pimpinan OPD mampu melepaskan pola pikir lama yang terlalu birokratis dan mulai membangun sinergi yang lebih humanis.

“Sering kali kita bicara terlalu banyak, memberi instruksi tanpa melihat ke dalam diri. Padahal, kuncinya adalah menyelaraskan cara berpikir. Jika pikiran kita beres, struktur dan perilaku organisasi juga ikut beres,” tegasnya.

Meski idealnya program retret dilakukan selama tujuh hari, Pemprov Sultra memadatkan seluruh materi menjadi sepuluh jam. Hal ini, kata dia, menuntut kemampuan manajemen waktu yang lebih efisien namun tetap mempertahankan kualitas penyampaian materi.

“Ini bukan soal stres, tapi tentang mengatur waktu dengan cerdas agar tetap efektif,” jelas Hugua.

Pada sesi malam pertama, peserta dibekali konsep dasar mengenai pentingnya kesadaran diri sebagai fondasi kolaborasi.

Hugua memperkenalkan teori pembangunan yang menjelaskan bahwa banyak persoalan ekologi, sosial, hingga tata kelola pemerintahan merupakan gejala dari masalah di tingkat paling dalam yakni cara berpikir manusia.

Ia mencontohkan bahwa pembangunan tanpa arah berpikir yang benar hanya akan menimbulkan kesenjangan baru. Karena itu, retret ini diharapkan mampu mengembalikan fokus pejabat Eselon II pada tujuan besar pembangunan daerah.

“Kalau kita tidak tahu arah perjalanan, kita mudah kehilangan tujuan. Tapi kalau arah sudah jelas, insyaallah kita sampai,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version