NEWS

Komnas KIPI Selidiki Kematian Guru di Baubau Pasca Tervaksin Covid-19

880
Vaksin Sinovac yang diduga menjadi penyebab kematian seorang guru di Kota Baubau. Sumber foto : Internet.

 

Penulis : Ardilan

BAUBAU – Seorang guru di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa waktu lalu dinyatakan meninggal dunia pasca tervaksin Covid-19 jenis Sinovac. Atas kejadian itu, Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyelidiki atau menginvestigasi kematian guru dimaksud.

Penyelidikan tersebut melibatkan tim KIPI dari Dinas Kesehatan Kota Baubau yang hasilnya nanti akan dibawa ke Komnas KIPI.

“Informasi yang dikumpulkan ada dibeberapa tempat mulai dari lokasi pelaksanaan vaksin, rumah sakit, hingga rumahnya (Almarhum guru dimaksud,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Baubau, Marfiah Tahara Jum’at, 28 Mei 2021.

Kata Marfiah, dalam investigas itu pihaknya juga akan mengumpulkan informasi dari kediaman guru tersebut mulai dari aktifitas yang dilakukan hingga hal-hal yang dikonsumsi.

“Apa yang dia makan dan minum itu kita kumpulkan untuk investigasi. Terus kita presentasikan dengan Komnas KIPI. Investigasi yang dilakukan sudah merupakan prosedur tetap dalam proses pelaksanaan vaksinasi,” terangnya.

Ia menjelaskan Komnas KIPI langsung yang bakal mengumumkan hasil investigasi tersebut. Ia pun mengakui hasilnya tidak akan butuh waktu lama. “Insya Allah tidak lama, kita tunggu saja,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, La Hinu (59), warga Kelurahan Tarafu, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal dunia di RS Siloam pada Kamis siang, 20 Mei 2021. La Hinu diduga jadi korban vaksinasi.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, pagi harinya La Hinu sempat mengikuti proses vaksin di SMP Negeri 1 Baubau, tempat di mana dirinya mengajar. Namun beberapa jam usai divaksin, La Hinu tiba-tiba mengalami sesak nafas dan batuk hingga sempat tidak sadarkan diri. Saat itu juga pihak keluarga langsung membawa korban ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan medis, tetapi nyawanya tak dapat tertolong.

“Tadi sekitar jam 2 siang, bapak pulang ke rumah. Saya suruh dia makan dulu baru istrahat, karena pasti efek vaksin itu lapar dan mengantuk. Tapi tidak lama, bapak ini sudah mulai batuk dan sesak nafas,” kata Rahmat, anak korban ditemui di rumah duka.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version