Redaksi
KENDARI – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus didorong untuk meningkatkan kualitas keanggotaanya, agar mampu meningkatkan mutu pendidikan di Bumi Anoa, di masa depan.
Komitmen ini sebagaimana dibahas dalam konferensi PGRI Sultra ke-22 yang mengangkat tema ‘Mewujudkan PGRI Sebegai Organisasi Profesi dan Perannya dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Abad Ke-21’.
Dihadiri 200 guru anggota PGRI Sultra, konfrensi yang digelar tiga hari, mulai 17 – 19 Januari 2020 di salah satu hotel di Kota Kendari itu, dibuka langsung Gubernur Sultra Ali Mazi.
Dalam sambutannya, Ali Mazi menegaskan, jika PGRI Sultra harus terus mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas dan berkarakter, melahirkan anak-anak didik yang berkualitas dan aktif menjawab tantangan.
“Dalam pengembangan profesionalisme guru, juga perlu ada persatuan, konsistensi serta ketekunan,” papar Ali Mazi, Jumat (17/1/2010) malam, dihadapan ratusan peserta konfrensi PGRI dan para undangan.
Ali Mazi juga menegaskan, pendidikan merupakan salah satu visi utama dalam rencana pembangunan Pemprov Sultra periode 2018-2023, yakni Sultra aman, maju, sejahtera dan bermartabat atau Garbarata, yang diwujudkan melalui program ‘Sultra Cerdas’.
“Garbarata adalah gerakan pembangunan untuk mengakselerasi pembangunan di Sultra, melalui sinergitas potensi sumber daya manusia (SDM) secara optimal agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya juga, PGRI merupakan pintu depan dalam mewujudkan visi pembangunan kemanusiaan di Sultra sesuai rencana tersebut. Sebab, PGRI adalah wadah guru profesional, bermartabat, berkarakter dan dinamis.
“Yang menjadi modal dasar untuk berkreasi dan berinovasi dalam pengembangan dan pengabdian di dunia pendidikan, dengan tujuan untuk mencerdaskan generasi bangsa,” ujar Ali Mazi.
Gagasan itu juga pernah ditegaskan Ali Mazi saat membacakan sambutan Ketua Umum PGRI, Prof. Unifah Rosyidi pada upacara HUT PGRI ke 74, di Halaman Kantor Bupati Konawe, Desember 2019 lalu.
Bahwa, guru memiliki peran strategis dalam mewujudkan Indonesia unggul yang sebagaimana visi yang diusung Pemerintah RI saat ini, yang menempatkan dan mengharuskan guru sebagai penggerak Indonsia maju.
“Guru adalah episentrum perubahan, untuk itu, sudah seharusnya perhatian terhadap guru menjadi sangat penting mulai dari pemenuhan kebutuhan guru, profesionalisme, kesejahteraan, pelatihan hingga perlindungan,” papar Ali Mazi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Anwar Makarim pada upacara peringatan Hari Guru ke-74 juga menegaskan hal tersebut. Guru diminta untuk berinisiatif dan tidak menunggu perintah, ntuk meningkatkan kreatifitas siswa.
“Perubahan tidak dimulai dari atas, semua berawal dan berakhir dari guru, jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah, ambillah langkah pertama,” papar Ali Mazi membacakan sambutan Mendikbud pada peringatan Hari Guru ke-74.
Untuk itu, Politisi Nasdem ini mengungkapkan, salah satu komitmen Pemprov Sultra dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan yang juga digalakkan PGRI, yakni dengan mengatasi masalah kekurangan guru.
Sejak tahun 2019, Pemprov Sultra telah mengangkat guru tidak tetap menjadi guru tetap bukan PNS sebanyak 3.750 orang melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara.
Selain itu, kata Ali Mazi, Pemprov Sultra juga memberikan bantuan beasiswa kepada siswa dan mahasiswa berprestasi, untuk mendorong aksesbilitas dan mutu pendidikan peserta didik.
Sebagai bentuk dukungan bagi kiprah PGRI di Sultra, Ali Mazi menyampaikan jika dirinya berjanji akan membangunkan gedung sekretariat PGRI yang megah yang akan dinamainya ‘Graha PGRI’.
“Pembangunan Graha PGRI telah dianggarkan sebanyak Rp 2 Miliar, dan akan dimulai Februari 2020. Graha PGRI Sultra ini diharapkan menjadi tempat edukasi bagi guru, pelatihan kependidikan maupun pesetrta didik,” tutupnya.