HEADLINE NEWSKONAWE UTARANEWS

Korban Banjir di Konut Kembali Dihantam Banjir Bandang

378
×

Korban Banjir di Konut Kembali Dihantam Banjir Bandang

Sebarkan artikel ini
Suasana pasca banjir bandang di huntara.
Suasana pasca banjir bandang di huntara.

Reporter: Mumun / Editor: La Ode Adnan Irham

WANGGUDU – 60 dari 97 unit rumah hunian sementara (Huntara) di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), diterjang banjir bandang, Rabu sore 26 Februari 2020 pukul 16.00 Wita. Beruntung tak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut.

Banjir bandang yang menghantam tempat tinggal para pengungsi banjir 2019 lalu, diduga karena penampungan OB nikel milik satu perusahaan tambang di wilayah itu jebol.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut, Djasmiddin mengatakan, dari informasi wargaberdasarkan penjelasan warga jika banjir bandang yang menghantam huntara akibat ulah perusahaan tambang nikel.

“Sumber air itu dari gunung. Saya kurang tau itu PT apa, tapi ini pengakuan warga juga, itu yang jebol sehingga terjadilah banjir bandang,” katanya ketika dikonfirmasi, Selasa malam 26 Februari 2020.

Lanjut Djasmiddin, banjir tak akan terjadi jika jembatan dan saluran air diperbesar. Karena meski penampungan OB nikel jebol, air tidak akan sampai menghantam huntara.

Sayangnya, sikap cuek perusahaan tambang yang sementara mengeruk isi perut Bumi Oheo nampak tutup mata, tanpa memikirkan dampak peristiwa yang akan ditimbulkan.

“Itu sungai kan terbentuk karena alam. Hanya harusnya perusahaan ini menambah luasnya sungai. Pertambangan itu selalu warga yang menjadi korban,” ujar Djasmiddin lagi.

“Tidak adaji (korban jiwa). Hanya kan barang-barang di dalam tenggelam, mana lumpur setinggi 10 centi meter. Mereka mengungsi lagi. Ketinggian air itu kemarin rata dengan pinggang orang dewasa. Diatas huntara itu ada penampungan OB,” terangnya.

Mengantisipasi peristiwa terulang, BPBD akan menurunkan tiga unit eksavator untuk menperlebar saluran air.

Camat Andowia, Asrat Hasan yang dikonfirmasi terpisah, membantah tudingan tersebut. Kata dia perusahaan tambang bukan penyebab banjir bandang.

“Di wilayah huntara sampai saat ini belum ada aktivitas tambang. Di sebelahnya itu memang ada, tapi wilayah izin dari Molawe. Saya tidak tau perusahaan apa itu. Yang di depannya sebelah gunung huntara,” jelasnya.

You cannot copy content of this page