DaerahHEADLINE NEWS

Lahir Dengan Usus Diluar Perut, Bayi Asal Bombana Butuh Uluran Dermawan Untuk Pengobatan ke Makkasar

1965
Akmal Nadif Ramadan, bayi asal Sikeli Kabaena Barat lahir dengan kondisi usus di luar perut, 18/5/2019 Foto: Hasrun./a

Reporter : Hasrun

Editor : Taya

RUMBIA – Akmal Nadif Ramadan adalah bayi mungil asal Desa Sikeli Kecamatan Kebaena Barat Kabupaten Bombana. Kondisinya saat ini masih kritis, ia menjalani perawatan intensif di RSUD Bombana.

Nadif yang lahir dua minggu lalu ini, harusnya saat ini tengah menikmati bulan pertama kelahiran dengan penuh kebahagiaan dikeliling keluarga. Namun takdir berkata lain, penyakit yang dideritanya membuat Nadif harus dirawat intensif.

Menempati kotak kaca ukuran besar, sejumlah selang menjulur dari hidung, lengan dan perutnya. Itulah kondisi Nadif saat ini. Sejak diketahui mengalami cacat lahir dengan kondisi usus diluar dinding perut, putra pasangan Pettagau(23)dan Ririn (21) ini langsung diboyong ke RSUD.

Direktur RSUD Bombana drg. Riswanto menjelaskan, Nadif memiliki kelainan sejak lahir yang menyebabkan ususnya berada diluar perut. Dengan kondisi ini, Nadif harus ditangani Dokter Bedah Spesialis Anak di Rumah Sakit Kota Makkasar.

“Tapi kondisi keluarga masih merasa berat untuk dirujuk, informasi yang kami dapat, BPJS-kan tidak menanggung pesawat,” terang drg Riswanto.

Ia juga menjelaskan, pihaknya juga tidak tinggal diam. Sejauh ini komunikasi intens dengan pihak BPJS terus dilakukan agar bisa membantu perawatan Nadif di Makkasar.

“Alhamdulillah, BPJS bisa bantu lewat darat,nanti rencananya lewat Kolaka,” jelas Dokter Spesialis Gigi ini.

Menurutnya, sambil menunggu dana dari donatur dan dermawan baik keluarga maupun masyarakat Bombana, Nadif akan dirawat intensif di RSUD Bombana oleh dokter spesialis anak, meski dengan keterbatasa peralatan.

“Sambil menunggu keluarga siap ke Makassar, kami rawat dulu itu anak di RSUD, tapi tidak bisa lama anak tersebut harus segera di rujuk ke Makkasar,” pungkasnya.

Sementara itu, saat ditemui di RSUD Bombana, Pettagau, mengaku dirinya akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa membawa putra kesayangannya itu untuk dirawat ke Makkasar.

Komitmen ini, kata Pettagau, sudah menjadi janjinya yang terucap saat membawa Nadif menyebrangi lautan menggunakan bodi batang (kapal kayu) di malam hari, menuju ke Ibu Kota Bombana guna membawa anaknya ke RSUD.

“Pas sudah lahiran, malamnya kita langsung sewa bodi bantang untuk ke rumah sakit dareah,” terangnya pada mediakendari.com, Sabtu(18/5/2019).

Dijelaskannya, demi kesembuhan anaknya itu ombak keras di sekitara Pulau Kabaena dan daratan Bombana pun berani dilaluinya, meski dengan penuh perjuangan.

Ia juga menuturkan, setelah diperiksa dokter spesialis anak di RSUD Bombana, pada pekan lalu, Nadif harusnya saat ini sudah diterbangkan ke Makkasar untuk menjalani peralatan intensif dengan alat khusus di RS yang lebih modern.

Namun, kata Pettagau, karena keterbatasan biaya, rencana untuk merujuk putranya ini harus menunggu hasil pengumpulan dana oleh keluarga dan handai taulan.

Tidak hanya keluarga, Pettagau juga menceritakan adanya bantuan dana dari masyarakat di Bombana, bahkan dokter di RSUD yang juga ikut menyumbang untuk Nadif.

“Kita tunggu dulu dana dari keluarga juga masyarakat dan dokter yang juga ikut menyumbang, mudah-mudahan cepat terkumpul kasian, biar bisa cepat ke Makkasar,” ujarnya.

Ia juga berharap, para dermawan bisa membantunya untuk mendukung pengobatan bagi putranya itu agar bisa kembali ke kampung halamannya dengan sehat wal afiat. (A)

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version